Baca Juga: Mengapa Kotoran Bayi Banyak Mengandung Mikroplastik daripada Kita?
Baca Juga: Cek Kotoran Pertama Bayi Anda untuk Tahu Apakah Dia Punya Alergi
Baca Juga: Bayi di Zaman Kuno Dipakaikan Baju Warna Biru Untuk Menangkal Roh
Untuk menguji kemampuan probiotik asal manusia ini yang mengubah mikrobioma usus, yaitu bakteri yang hidup di dalam saluran pencernaan, dan kapasitasnya untuk memproduksi SCFA, tikus diberi dosis tunggal, serta lima dosis berturut-turut dari 10 strain koktail probiotik. Kemudian para peneliti menyuntikkan campuran probiotik yang sama dalam dosis yang sama ke dalam media kotoran manusia.
Para ilmuwan menemukan bahwa pemberian satu dan lima dosis probiotik terpilih ini memodulasi mikrobioma usus dan meningkatkan produksi SCFA dalam usus tikus dan kotoran manusia.
"Pekerjaan ini memberikan bukti bahwa probiotik yang berasal dari manusia ini dapat dimanfaatkan sebagai rejimen bioterapi untuk penyakit manusia yang terkait dengan ketidakseimbangan mikrobioma usus dan penurunan produksi SCFA di usus," tutur Yadav. "Data kami harus berguna untuk studi masa depan yang bertujuan menyelidiki pengaruh probiotik pada mikrobioma manusia, metabolisme serta penyakit terkait."
Meskipun hasil yang dicapai cukup memuaskan, penelitian ini masih terbatas karena tidak menguji campuran probiotik dalam model penyakit apa pun. Mungkin penelitian ini masih memerlukan uji coba lebih lanjut.