Baca Juga: Temuan Buku Catatan Peradaban Mesir Kuno, Bagaimana Bentuknya?
Baca Juga: Pentingnya Musik di Mesir Kuno, Diyakini Jadi Penyelamat di Akhirat
Pada tahun 2020 lalu, ditemukan 100 peti mati manusia yang disegel, dan 40 statuta agung. Zahi Hawass, seorang Egyptologist dan mantan Menteri Negara Urusan Purbakala mengungkapkan pendapatnya tentang penemuan tersebut.
“Penemuan ini sangat penting karena membuktikan bahwa Saqqara adalah pemakaman utama dari Dinasti ke-26,” ujar Zahi Hawass.
Tempat ini juga bukan hanya sebuah lokasi untuk mengubur manusia. Mengilas balik ke tahun 2011, sebanyak 8 juta mumi hewan ditemukan di sebelah Kuil Anubis, dewa kematian dan mumifikasi. Smithsonian Magazine melaporkan Campbell Price dari Museum Manchester mengungkapkan bahwa Saqqara memiliki energi ilahi yang numinus yang akan membantu Anda masuk ke alam baka.
Bagaimanapun, pemakaman secara historis menjadi pusat pemujaan agama. Penguburan selanjutnya dimulai dengan makam rendah beratap datar yang disebut mastabas. Di bawah Firaun Psamtik dari Saites, yang memerintah antara 664 dan 610 SM, ritual dan kepercayaan tradisional berusaha dihidupkan kembali olehnya, dan ini menempatkan Saqqara kembali menjadi sorotan.
Popularitasnya meledak dan menjadi situs ziarah. Peziarah mulai bersaing dan berlomba-lomba untuk mendapatkan tempat, yang akan sering diperebutkan melalui status sosial dan hubungan dengan raja.