Jejak Bizantium dari Penemuan Sarkofagus Berusia 1.800 Tahun di Israel

By Galih Pranata, Selasa, 22 Maret 2022 | 11:00 WIB
Pahatan Medusa pada penutup Sarkofagus. (Imperium Romanum)

    

Baca Juga: Penemuan Sarkofagus Kuno dari Peradaban Minoa Berumur 5.500 Tahun

Baca Juga: Manik-manik Kaca Emas Romawi Ditemukan di Situs Sarkofagus Bali

Baca Juga: Langka, Kerangka Wanita Romawi Kuno Ditemukan dengan Produk Kecantikan

   

Penemuan jejak Romawi di Ashkelon mengantarkan kenangan akan masa-masa kejayaan Romawi di sana, di mana ajaran Nasrani berkembang pesat kala itu.

Saat itu, kawasan yang juga disebut sebagai bagian dari Filistin itu merupakan daerah kekuasaan dari Romawi Bizantium.

Selama periode penaklukan Muslim atas Palestina yang dimulai pada tahun 633–634 M, Ashkelon (disebut Asqalan oleh orang Arab) menjadi salah satu kota Bizantium terakhir di wilayah tersebut yang jatuh ke tangan umat muslim.

Bizantium sempat menduduki kembali Ashkelon selama Perang Saudara Muslim Kedua (680–692), tetapi khalifah Umayyah Abd al-Malik yang memerintah  685–705 M, merebut kembali dan memperkuatnya.

"Pada penutup petinya, akan terlihat sesosok pria yang kemungkinan dimakamkan dengan almarhum," terusnya.

Selain itu, di masing-masing sisi peti mati, terdapat sebuah karangan bunga berukir, bullhead, Cupid telanjang, atau Medusa yang mistis.

Menurut IAA, mungkin ada banyak temuan berharga lainnya di lokasi ditemukannya sarkofagus, sehingga pencarian masih terus dilakukan di sana.