Saluran Air yang Membanggakan dalam Membangun Peradaban Romawi

By Galih Pranata, Selasa, 22 Maret 2022 | 09:00 WIB
Saluran air Romawi di Lyon. (Brewminate)

Nationalgeographic.co.id—Saluran air bersih yang memasok air ke Kota Abadi adalah salah satu pencapaian paling terkenal dari pembangun Romawi kuno. Ilmuwan dari University of Illinois di Urbana-Champaign baru saja memecahkan misteri tentang saluran air bersih.

Berdasarkan studi sedimen batu kapur, mereka menentukan berapa banyak air yang dipasok ke Roma oleh saluran air Anio Novus. Mereka menulisnya dalam edisi terbaru Journal of Archaeological Science.

David Deming adalah salah satu peneliti yang mengungkap hal tersebut dalam jurnalnya yang berjudul The Aqueducts and Water Supply of Ancient Rome yang dipublikasikan pada tahun 2019.

Dalam jurnalnya ia menuturkan bahwa saluran air Anio Novus telah menyediakan suplai air ke Roma selama ratusan tahun yang membantu kelangsungan peradabannya.

"Panjangnya 87 kilometer dan mengambil air dari Sungai Aniene di Apennines," sebut Deming dalam jurnalnya.

Pembangunannya dimulai pada masa pemerintahan Kaisar Caligula yang terjadi pada tahun 38 M dan selesai di bawah Claudius pada tahun 52 M.

Peneliti Illinois juga menganalisis sistem lapisan sedimen travertine yang terbentuk di air yang mengalir dan menghitung bahwa saluran air itu mengalirkan sekitar 1,4 meter kubik air per detik.

"Pada tingkat ini, saluran air menyediakan air yang cukup untuk kota selama 3 detik per detik. mandi satu jam atau rata-rata 7 kali mandi," kata Bruce Fouke, profesor geologi dan mikrobiologi dari University of Illinois kepada Imperium Romanum.

Saluran air Anio Novus. (Imperium Romanum)

Imperium Romanum telah merangkum sejumlah riset yang dilakukan tim peneliti dari Kampus Illinois dalam artikelnya berjudul How much water flowed through Roman aqueduct was counted, publish pada 8 Maret 2022.

Sedimen travertine, yang diselidiki di daerah Roma Vecchia, di mana Anio Novus paling terawetkan, menunjukkan bahwa saluran air itu praktis selalu penuh dengan air, tetapi endapan yang terkumpul membatasi alirannya.

Oleh karena itu, hasil terbaru menunjukkan aliran yang lebih sedikit dari yang diperkirakan sebelumnya. Pemukiman membatasinya hingga 25 persen.