Sambil Memadu Kasih, Mark Antony dan Cleopatra Menentang Romawi

By Sysilia Tanhati, Selasa, 22 Maret 2022 | 15:00 WIB
Kedua sejoli ini saling memadu kasih sambil menentang kekuatan Romawi. (William Shakespeare/The Library of Congress)

Nationalgeographic.co.id—Pada 42 SM tiga orang Romawi yang paling berkuasa mengukir republik. Lepidus, Oktavianus, dan Mark Antony membentuk aliansi setelah masa yang penuh gejolak.

Bertanggung jawab atas provinsi timur, Mark Antony mendapati dirinya jauh dari Roma dan tenggelam dalam budaya Helenistik yang ia kagumi. Itu adalah kombinasi memabukkan yang menariknya ke pelukan Cleopatra, ratu Mesir yang menawan.

Saat Antony melakukan tugas barunya, petualangan asmara menempati peringkat paling bawah dalam agendanya. Tiga serangkai penguasa Romawi itu perlu merestrukturisasi tentara di timur. Ini termasuk mengamankan sumber pendanaan militer baru dan meluncurkan ekspedisi hukuman melawan Parthia.

Ingin melanjutkan pekerjaan mentornya yang hebat, Julius Caesar, kemenangan melawan musuh asing dapat meningkatkan prestise dan kekuasaannya.

Namun, kepentingan Mark Antony melampaui politik Romawi. Ia memiliki kecintaan yang mendalam pada budaya Helenistik Yunani yang tertanam kuat di provinsi timur Romawi itu.

Pesona budaya yang melimpah membantu meringankan beban berat negara dan Antony mengambil keuntungan penuh saat ia berkeliling wilayahnya.

Tur besar Antony kemudian membawanya ke Tarsus, di Turki selatan modern. Dari sini dia mengirim seorang utusan ke Ratu Mesir, mengundangnya ke pertemuan di kota. Ini adalah politik, bukan kesenangan, karena Roma perlu memanfaatkan kekayaan Mesir yang luar biasa. Itu adalah persediaan biji-bijian yang melimpah dan lokasi strategis militer.

Di sisi lain, Cleopatra juga memiliki alasan politik yang kuat untuk bertemu Antony. Memenangkan persahabatan salah satu pria paling kuat di Romawi akan membawa hubungan lebih dekat dengan republik. Sehingga Mesir dapat mengonsolidasikan cengkeramannya di atas takhta dan bahkan mungkin memperluas kerajaannya.

Jebakan Cleopatra

Cleopatra secara dramatis memainkan ketertarikan Mark Antony terhadap budaya Yunani dan kecintaannya pada kemewahan. Ia berbaring di bawah kanopi, berpakaian seperti Afrodit, dewi cinta Yunani. Disuguhi oleh pemandangan yang luar biasa, Antony kewalahan akan tontonan itu.

Sejarawan Yunani Plutarch menggambarkan sebuah adegan di mana Romawi ditinggalkan di alun-alun kota oleh pelayannya. Mereka bergabung dengan warga yang berlomba ke sungai untuk melihat sekilas sang ratu yang menawan itu.

Karena lengah, Antony justru menerima undangan jamuan makan dari Cleopatra. Ratu Mesir itu memegang kendali penuh atas berbagai peristiwa.