Arsip NASA: Ada Sekitar 5.000 Ekstrasurya Jauh di Luar Tata Surya Kita

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 24 Maret 2022 | 09:00 WIB
Sistem pulsar ganda tetap menjadi alat unik untuk menguji teori gravitasi. Lewat sitem inilah para astronom dapat mengidentifikasi planet ekstrasurya yang berangsur-angsur mengembangkan cara pendeteksian yang lebih canggih. (Max Planck Institute for Radio Astronomy)

NASA akhirnya mengembangkan metode transit yang dipelopiru William Borucki. Metode transit ini bekerja dengan pengamatan peredupan cahaya bintang yang teratur pada sebuah planet ekstrasurya yang melintas antara sumber pengamatan dan bintang induknya.

Selain melihat bintang, galaksi, dan planet ekstrasurya yang jauh, Teleskop Luar Angkasa James Webb akan menyelidiki Tata Surya kita. (Northrup Grumman/ESA/Hubble)

Tahun 2009, Teleskop Luar Angkasa Kepler diluncurkan dan menyumbang lebih dari 3.000 planet ekstrasurya yang telah dikonfirmasi ke dalam daftar. Idenya, teleskop ini akan menatap langit yang mencakup 170.000 bintang selama bertahun-tahun untuk mencari penyusutan cahaya yang kecil di dalamnya ketika planet melintas.

"Saya benar-benar puas dan sangat kagum atas apa yang ada di luar sana," kata Borucki menikmati hasil-hasil Kepler. "Tidak ada dari kita yang awalnya berharap sistem planet yang beragam dan bintang yang sangat besar ini. Luar biasa sekali."

Perkembangan teknologi pun berlanjut dengan mempelajari efek gravitasi yang dihasilkan planet ekstrasurya terhadap bintag induknya. Ketika objeknya mengorbit ke pusat gravitasi bersama sebuah bintang, panjang gelombang cahayan berubah untuk sehingga bisa diamati.

  

Baca Juga: Pemahaman Dinamika Interior Planet Ekstrasurya yang Besar dan Berbatu

Baca Juga: Siklus Air Eksotis dan Awan Logam Ada di Planet 'Jupiter Panas' Ini

Baca Juga: Eksoplanet Aneh Seperti Neptunus Ini Mungkin Memiliki Awan Air

Baca Juga: Delapan Planet Ekstrasurya Paling Mirip Bumi 

  

Teleskop yang melacak planet-planet ekstrasurya pun diluncurkan tahun 2018 bernama Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS).

Ada pula perkembangan teknologi yang makin signifikan dan lebih sensitif mendeteksi sejak Teleskop Antariksa James Webb. Teleskop yang diluncurkan tahun 2016 itu bekerja dengan menangkap cahaya dari atmosfer planet dan membaca susunan gas di dalanya. Tujuannya, agar dapat mengidentifikasi tanda kondisi layak huni di luar angkasa.

Kedepannya juga akan diluncurkan Teleskop Antariksa Nancy Grace Roman yang rencananya dilakukan tahun 2027. Dengan demikian, teknologi ini dapat membuat berbagai planet ekstrasurya baru menggunakan beragam metode.

Misi ini akan diluncurkan oleh ESA yang akan mengamati atmosfer planet ekstrasurya. Tak ketinggalan, NASA terlibat dalam alat yang disebut CASE untuk membidik awan dan kabut pada planet.