Yang mengejutkan, anak-anak dengan riwayat ibu yang mengalami depresi lebih mungkin mengalami penurunan aktivitas otak terkait penghargaan. Akan tetapi hanya jika ibu mereka melaporkan respons yang kurang antusias dan lebih meredam emosi positif anak-anak mereka.
"Dalam penelitian kami, riwayat depresi ibu dengan sendirinya tidak terkait dengan perubahan respons otak terhadap penghargaan pada anak usia sekolah awal," kata Dr. Morgan dalam rilis media.
Sebaliknya, lanjutnya, sejarah ini memiliki pengaruh pada respons otak anak-anak hanya dalam kombinasi dengan perilaku pengasuhan ibu. Seperti kemampuan untuk mengakui, meniru, atau menguraikan emosi positif anak mereka.
Menurutnya, ini adalah berita yang penuh harapan karena intervensi yang diarahkan untuk melatih orang tua untuk mendorong emosi positif pada anak-anak mereka. Sehingga nantinya anak-anak mungkin memiliki dampak yang kuat pada perkembangan terkait penghargaan, terutama untuk keluarga dari anak-anak yang mungkin berisiko lebih besar karena riwayat depresi dalam keluarga.
"Penelitian ini penting memberikan contoh yang bagus tentang bagaimana ilmu saraf klinis dapat mengungkapkan mekanisme saraf yang mendasari depresi dan menemukan hubungan baru yang dapat menjelaskan mengapa satu orang mengalami depresi dan yang lain tidak," kata Morgan.