“Dosis 600 mSv itu diterjemahkan menjadi paparan yang akan diterima astronaut selama empat ekspedisi enam bulan di ISS,” ungkap Josh Arnst dilansir dari laman Live Science. Sebagai perbandingan, dosis radiasi tahunan rata-rata yang diterima di bumi adalah sekitar 3,6 mSv. Bandingkan dengan 300 mSv per tahun di ISS.
Baca Juga: Mengenal Sally Ride, Astronaut Perempuan AS Pertama yang Pergi ke Luar Angkasa
Baca Juga: Selada Luar Angkasa Dapat Mencegah Pengeroposan Tulang Astronaut
Baca Juga: Studi Baru: Perjalanan ke Luar Angkasa Sebabkan Space Anemia
Batas baru "akan mengurangi dosis untuk beberapa kelompok laki-laki, terutama laki-laki yang lebih tua," ungkap Preston. Jika batas ini diterapkan, itu berarti para wanita bisa memiliki karir yang panjang.
Komite dibentuk untuk menganalisis proses penilaian risiko, masalah etika, dan komunikasi rekomendasi baru.
"Untuk mencapai kesetaraan itu, wanita dapat menerima dosis yang lebih tinggi daripada saat ini. Pada paparan yang lebih tinggi daripada yang diizinkan saat ini," kata Preston.
Komite membahasnya panjang lebar sebagai masalah etika. Ini adalah pertanyaan tentang keseimbangan antara apa dampak dari dosis dan kesetaraan peluang karier. Mereka mengusulkan NASA dapat melanjutkan dengan pendekatan itu.
Rencana yang diusulkan NASA tidak termasuk pengabaian pada batas paparan karir untuk misi yang lebih lama. Seperti perjalanan akhirnya ke Mars, yang akan mengekspos astronaut ke sekitar 900 mSv.
"Jika NASA memutuskan bahwa ini adalah misi kritis dan ada astronaut tertentu yang sangat penting untuk misi itu yang melebihi eksposur karir, NASA dapat menerapkan pengabaian," kata Preston.
Preston menambahkan, ini masalah etika yang cukup rumit, namun seseorang perlu diutus ke Mars.