Minum Sedikit Alkohol Bermanfaat Bagi Jantung Ternyata Tidak Benar

By Ricky Jenihansen, Kamis, 31 Maret 2022 | 16:00 WIB
Ilustrasi minuman beralkohol. (Pixabay)

Nationalgeographic.co.id—Studi besar baru menantang teori bahwa konsumsi sedikit alkohol bermanfaat bagi jantung. Penelitian baru tersebut menemukan bahwa konsumsi alkohol dalam semua tingkatan berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.

Penelitian observasional peserta UK Biobank -database biomedis skala besar dan sumber daya penelitian yang berisi genetik dan kesehatan mendalam- sebelumnya telah menyarankan bahwa konsumsi sedikit alkohol dapat memberikan manfaat kesehatan yang berhubungan dengan jantung. Tapi kenyataannya tidak demikian, studi besar baru kali ini telah memberikan bukti yang lebih komprehensif.

Menurut penelitian baru ini, setiap manfaat yang diamati dari penelitian sebelumnya kemungkinan hasil dari faktor gaya hidup lain yang umum di antara peminum ringan hingga sedang. Rincian penelitian tersebut telah dipublikasikan di JAMA Network Open dengan judul "Association of Habitual Alcohol Intake With Risk of Cardiovascular Disease."

Faktanya, peminum ringan hingga sedang cenderung memiliki gaya hidup yang lebih sehat daripada peminum alkohol berat. Hal itulah yang kemungkinan besar menyebabkan kesehatan jantung mereka lebih baik.

Krishna G. Aragam, peneliti senior yang memimpin penelitian menegaskan bahwa asupan alkohol tidak boleh direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan jantung. Aragama adalah ahli jantung di Massachusetts General Hospital dan ilmuwan asosiasi di Broad Institute.

"Mengurangi asupan alkohol kemungkinan akan mengurangi risiko kardiovaskular pada semua individu," kata Aragam.

Bukti genetik dalam populasi yang sama (UK Biobank) menunjukkan bahwa semua tingkat asupan alkohol dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiovaskular. Khususnya, risiko penyakit kardiovaskular yang terkait dengan konsumsi sedikit alkohol. Meski sedikit, tetapi tetap meningkat secara eksponensial dengan asupan yang lebih tinggi, bahkan pada tingkat asupan yang saat ini disahkan sebagai 'risiko rendah.'

Penelitian ini melibatkan 371.463 orang dewasa, dengan usia rata-rata 57 tahun dan konsumsi alkohol rata-rata 9,2 minuman per minggu yang menjadi peserta di UK Biobank. Konsisten dengan penelitian sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa peminum ringan hingga sedang memiliki risiko penyakit jantung terendah, diikuti oleh orang-orang yang tidak minum.

Asupan alkohol tidak boleh direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan jantung (iStock)

Orang yang minum banyak memiliki risiko tertinggi. Namun, tim juga menemukan bahwa peminum ringan hingga sedang cenderung memiliki gaya hidup yang lebih sehat daripada yang tidak minum alkohol, seperti lebih banyak aktivitas fisik dan asupan sayuran, serta lebih sedikit merokok. Mempertimbangkan hanya beberapa faktor gaya hidup secara signifikan menurunkan manfaat apa pun yang terkait dengan konsumsi alkohol.

Studi ini juga menerapkan teknik terbaru dalam metode yang disebut pengacakan Mendelian. Metode tersebut menggunakan varian genetik untuk menentukan apakah hubungan yang diamati antara paparan dan hasil konsisten dengan efek kausal. Dalam hal ini, apakah konsumsi alkohol ringan menyebabkan seseorang terlindungi dari penyakit kardiovaskular.

     

Baca Juga: Bak Pisau Bermata Dua, Makanan dan Alkohol Hancurkan Kekaisaran Mongol

Baca Juga: Hamster Ternyata Mampu Minum Alkohol Setara 21 Botol Anggur Sehari

Baca Juga: Studi Terbaru: Minum Alkohol Mampu Ciptakan Psikologi Positif

     

"Teknik yang lebih baru dan lebih maju dalam 'pengacakan Mendel non-linier' sekarang memungkinkan penggunaan data genetik manusia untuk mengevaluasi arah dan besarnya risiko penyakit yang terkait dengan berbagai tingkat paparan," kata Aragam.

"Oleh karena itu, kami memanfaatkan teknik baru ini dan data genetik dan fenotipik yang luas dari populasi biobank untuk lebih memahami hubungan antara kebiasaan asupan alkohol dan penyakit kardiovaskular."

Ketika para ilmuwan melakukan analisis genetik seperti sampel yang diambil dari peserta, mereka menemukan bahwa individu dengan varian genetik yang memprediksi konsumsi alkohol yang lebih tinggi memang lebih mungkin untuk mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih besar. Mereka juga lebih mungkin untuk memiliki hipertensi dan penyakit arteri koroner.

Analisis juga mengungkapkan perbedaan substansial dalam risiko kardiovaskular di seluruh spektrum konsumsi alkohol di antara pria dan wanita. Khususnya, temuan menunjukkan peningkatan risiko kardiovaskular bahkan pada tingkat yang dianggap "berisiko rendah" oleh pedoman nasional dari Departemen Pertanian AS.