Haq Al Laila, Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Makna Kebersamaan

By Wawan Setiawan, Selasa, 5 April 2022 | 14:58 WIB
Anak-anak di Museum Maritim Sharjah selama perayaan Pertengahan Sya'ban (Haq Al Laila), perayaan tahunan yang diadakan di UEA untuk menyambut bulan Ramadan. (Ahmed Ramzan/ Gulf News)

Nationalgeographic.co.id—Ramadan telah tiba. Bagi umat muslim di seluruh dunia, bulan ini adalah bulan yang paling dinantikan. Mereka akan berlomba-lomba melatih kesabaran, ketekunan, dan ketaqwaan mereka dalam menunaikan ibadah puasa sebulan penuh hingga mencapai ‘hari kemenangan’ yaitu Hari Raya umat muslim, Idul Fitri. Tentunya dengan menahan lapar dan dahaga di waktu siang hari, dan melakukan berbagai macam ibadah kebaikan lainnya baik di siang hari maupun di malam hari.

Dikarenakan bulan ini adalah bulan yang spesial, maka tidak sedikit umat muslim di beberapa negara seringkali melakukan tradisi dalam menyambut kedatangannya.

Kita menuju ke Uni Emirat Arab. Ada tradisi apakah di sana? Banyak. Namun, satu tradisi unik yang diberi nama Haq Al Laila telah menarik perhatian penulis.

Apa sih sebenarnya Haq Al Laila itu?

Ini adalah salah satu tradisi yang dirayakan di negara-negara Teluk. Anak-anak akan mengenakan pakaian tradisional dan membawa tas anyaman yang berwarna-warni. Mereka akan bernyanyi dari pintu ke pintu rumah di lingkungan mereka dengan berharap mendapatkan imbalan kacang dan permen. Waktunya dimulai setelah sholat Magrib dan anak-anak yang paling bersemangat sering meneriakkan lagu daripada menyanyikannya, berharap itu akan menghasilkan hadiah yang lebih besar.

Sebelum pandemi, tradisi door-to-door ini masih dipraktikkan, meski tidak seluas dulu, namun setelah adanya pandemi, peraturan pemerintah setempat melarang untuk melakukan perayaan ini. Padahal sebelumnya, di lingkungan di mana anak-anak masih bisa terdengar di jalanan termasuk daerah pemukiman di Dubai, Sharjah, Ras Al Khaimah dan Khor Fakkan.

Riuhnya anak-anak dalam perayaan tradisi Haq Al Laila di Museum Maritim Sharjah menyambut datangnya bulan suci Ramadan. (Ahmed Ramzan/ Gulf News)

Pejabat setempat meminta masyarakat menghindari perayaan Haq Al Laila tahun ini, karena pandemi Covid-19. Peraturan keselamatan pun dikeluarkan untuk mencegah pertemuan, dan penyebaran virus, selama Ramadan.

“Menjelang pertengahan Sya'ban, kami menyarankan anggota masyarakat untuk tidak mengadakan pertemuan untuk merayakan Haq Al Laila. Kesehatan masyarakat adalah prioritas dan tanggung jawab sosial, solidaritas masyarakat adalah kebutuhan yang sangat diperlukan, dan ketaatan terhadap instruksi adalah tugas nasional yang menjamin keamanan dan mengarah pada pemulihan," kata pihak berwenang di Twitter, seperti dilaporkan The National News.

"Demi keselamatan semua orang, kita harus menghindari bertukar hadiah dan permen dengan tetangga dan anggota masyarakat, mensterilkan hadiah sebelum memberikannya, dan menghindari keluar untuk mengumpulkan hadiah dan permen dan tidak menerima seseorang yang meminta permen," kata Dr Al Hosani.

   

Baca Juga: Arkeolog Temukan Jalan Raya Spektakuler yang Hilang di Arab Kuno

Baca Juga: Lika Liku Komunitas Arab Berbisnis di Batavia Sejak Abad Ke-19

Baca Juga: Ukiran Unta Berusia 8.000 Tahun, Lebih Tua Daripada Piramida Giza

Baca Juga: Qasr Al-Farid, Makam Megah Yang Kesepian di Tengah Gurun Madinah

   

Dalam tradisi tersebut, anak-anak biasanya akan bernyanyi dalam bahasa Arab: "Atona Allah yatek bet Makkah Ywdekom" yang jika diterjemahkan memiliki arti "Berilah kami dan Allah akan memberimu pahala, dan membantumu mengunjungi Mekah”. Malam harinya setelah semua berakhir, umumnya anak-anak akan mengobrak-abrik barang imbalan yang mereka peroleh dan saling membandingkan hasilnya satu sama lain dengan riang gembira.

Tradisi Haq Al Laila di Uni Emirat Arab, sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan, yang biasanya dilaksanakan pada malam ke-15 Sya'ban, yakni bulan sebelum Ramadan.

Apa arti penting yang bisa didapatkan dari Haq Al Laila?

Menurut legenda, Haq Al Laila berasal dari hari ketika putri Nabi Muhammad, Fathima membagikan permen kepada orang-orang, dua minggu sebelum bulan Ramadan.

Pentingnya acara tradisional ini terletak pada keyakinan untuk menyelesaikan perbuatan seseorang untuk tahun ini. Pada hari ini, para pebisnis melakukan berbagai tugas seperti memeriksa pembukuan tahun berjalan, menghitung keuntungan tahunan dari transaksi, memulai bisnis baru, dan membuka pembukuan baru untuk tahun mendatang. Orang-orang akan mengambil resolusi untuk melakukan lebih banyak perbuatan baik mulai hari ini.

Acara ini dirayakan untuk mempromosikan toleransi, persaudaraan, dan kasih sayang di antara orang-orang. Dengan merayakan malam yang diberkati ini, orang-orang menghormati nenek moyang mereka dan berusaha untuk menjaga warisan keluarga tetap hidup. Perayaan Haq Al Laila juga mendorong solidaritas dan memperkuat hubungan antar sesama.

Apa yang membuat Haq Al Laila ini istimewa?

Keyakinan umum orang-orang adalah bahwa pada malam khusus ini, Yang Mahakuasa mengubah arah sholat dari Yerusalem menuju Mekah. Ada yang berpendapat juga bahwa ini adalah malam yang diberkahi, karena Haq Al Laila selalu jatuh di antara dua kesempatan, seperti Rajab dan Ramadan. Beberapa menganggap malam ini sebagai berkah karena menghapus semua dosa seumur hidup mereka.

Terlepas dari makna dan keyakinan acara tersebut, Haq Al Laila adalah acara yang luar biasa, karena anak-anak di setiap keluarga akan ikut serta dalam perayaan untuk menjaga harapan tetap hidup untuk hari esok yang lebih baik.

Selain komunitas muslim, masyarakat setempat juga turut mengambil bagian dalam perayaan ini, karena acara ini memperkuat nilai-nilai keluarga dan ikatan sosial. Bahkan, tidak sedikit para turis yang dengan sengaja datang mengunjungi daerah yang akan merayakan tradisi ini, karena jalanan dipenuhi dengan nyanyian dan tawa anak-anak dalam pakaian tradisional.

Semoga pandemi ini segera berlalu, dan kita bisa menikmati lagi tradisi kebersamaan ini.