Vaksin Baru Covid 19 dari Austria Bisa Melawan Semua Varian SARS-CoV-2

By Ricky Jenihansen, Kamis, 7 April 2022 | 14:00 WIB
Medical University of Vienna menemukan vaksin yang efektif terhadap semua varian, termasuk omicron, bahkan bagi mereka yang belum memiliki kekebalan dari vaksinasi. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Vaksin covid-19 yang baru dikembangkan di Medical University of Vienna, Austria diklaim dapat melindungi dari semua varian SARS-CoV-2 yang diketahui hingga saat ini. Berdasarkan data praklinis, vaksin tersebut efektif terhadap semua varian, termasuk omicron dan bahkan pada mereka yang belum memiliki kekebalan dari vaksinasi.

Data dari penelitian tersebut baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal terkemuka Allergy. Publikasi tersebut merupakan jurnal akses terbuka dengan judul "Vaccine based on folded RBD-PreS fusion protein with potential to induce sterilizing immunity to SARS-CoV-2 variants".

Diketahui, vaksin berbasis antigen yang dikembangkan di Medical University of Vienna, di bawah kepemimpinan Rudolf Valenta dari Center for Patophysiology, Infectiology and Immunology. Vaksin tersebut menargetkan receptor binding domain (RBD) virus SARS-CoV-2 dan menginduksi respons antibodi spesifik yang kuat dan seragam pada model hewan dan dalam tes manusia.

Vaksin yang baru dikembangkan ini merupakan kombinasi vaksin virus corona dan vaksin hepatitis B subunit SARS-CoV-2 (PreS-RBD) yang dikembangkan di Medical University of Vienna. Vaksin tersebut didasarkan pada protein fusi yang terlipat secara struktural yang terdiri dari dua domain pengikatan reseptor (RBD) dari virus SARS-CoV-2 dan antigen dari hepatitis B. Antigen tersebut berfungsi sebagai pembawa imunologis satu sama lain sehingga memperkuat respons imun.

Vaksin genetik SARS-CoV-2 yang tersedia saat ini terutama menginduksi respons antibodi sementara, sedangkan vaksin baru ini juga dapat menginduksi antibodi spesifik yang berumur panjang.

Vaksin baru efektif terhadap semua varian SARS-CoV-2. (Kevin Lim)

Antibodi spesifik yang dihasilkan dari vaksin ini terdeteksi dalam darah dan sekresi mukosa bereaksi dengan varian SARS-CoV-2, termasuk varian omicron. Antibodi yang diinduksi oleh vaksinasi dengan vaksin baru ini lebih kuat menghambat pengikatan RBD dengan reseptor pada manusia.

Tidak hanya itu, titer penetral virusnya lebih tinggi daripada sampel acak dari individu yang diimunisasi lengkap dengan dua vaksinasi dari vaksin yang terdaftar saat ini. Bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan vaksin dari pasien covid-19 yang sembuh, yaitu individu yang sebelumnya mengalami covid-19.

Rudolf Valenta, pemimpin studi mengatakan, kekebalan bahkan terbentuk pada orang yang sebelumnya belum memiliki kekebalan. "Vaksin (baru ini) memiliki potensi untuk menginduksi kekebalan sterilisasi terhadap varian SARS-CoV-2 lama dan baru dengan mencegah infeksi dengan menghentikan replikasi dan transmisi virus melalui penghambatan masuknya sel virus," ungkapnya kepada Medical University of Vienna News.

Selain itu, vaksin diharapkan akan efektif pada orang yang sebelumnya tidak menanggapi vaksinasi. Hal itu karena mereka akan menerima dukungan sel tambahan dari bagian antigen dari vaksin.

   

Baca Juga: Penemuan Baru Vaksin Nanopartikel Generasi Pertama untuk Covid-19

Baca Juga: Antivaksin Abad ke-18: Bayangkan Anak yang Divaksin Berubah Jadi Sapi

Baca Juga: Infeksi dan Vaksinasi Menghasilkan Antibodi Varian COVID-19 Lebih Baik

Baca Juga: Lima Acara Keagamaan yang Jadi Klaster Besar Penularan Virus Corona

 

Untuk diketahui, sebuah studi sebelumnya oleh Valenta dan rekan telah menemukan bahwa sekitar 20 persen dari mereka yang pulih dari covid-19 gagal membentuk antibodi spesifik dan dengan demikian berisiko terus-menerus mengalami infeksi berulang.

Pengembangan vaksin covid-19 dari Austria ini sebagian besar terinspirasi oleh pengalaman puluhan tahun dalam desain vaksin alergi. Pekerjaan sebelumnya pada vaksin alergi dan uji klinis yang juga dilakukan dengan vaksin alergi berbasis antigen telah menunjukkan keamanan, bahkan ketika digunakan berulang kali.

"Data kami memberi kami alasan untuk berharap bahwa antigen vaksin berbasis protein yang siap diproduksi ini akan efektif terhadap semua varian SARS-CoV-2 yang diketahui hingga saat ini, termasuk omicron," kata Valenta.

"Vaksin ini dirancang untuk memungkinkan suntikan berulang untuk membangun kekebalan sterilisasi yang berkelanjutan, cocok untuk digunakan di semua kelompok usia dan risiko," imbuhnya.

Menurutnya, vaksin baru ini tampaknya lebih unggul daripada vaksin yang tersedia saat ini dalam hal menginduksi antibodi penetralisir. Untuk selanjutnya, jika memungkinkan, uji klinis pertama yang diperlukan untuk persetujuan dapat dilakukan tahun ini.