Apakah Tentara Terakota Tiongkok Terilhami Seniman Patung Yunani Kuno?

By Galih Pranata, Senin, 11 April 2022 | 12:00 WIB
Terakota Pasukan Cina dari Dinasti Qin. (Keren Su/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Penjelajah Italia abad ke-13, Marco Polo, mungkin adalah orang Eropa Barat pertama yang meninggalkan catatan terperinci tentang perjalanannya ke Asia. Namun, ia jelas bukan orang pertama yang melakukan perjalanan itu.

"Sejarawan Tiongkok mencatat kunjungan sebelumnya oleh orang-orang yang dianggap sebagai utusan dari Kekaisaran Romawi, yang terjadi selama abad kedua dan ketiga M," tulis Sarah Pruitt kepada History.

Sarah Pruitt menulis artikel yang berjudul Greeks May Have Influenced China’s Terra Cotta Army diterbitkan oleh History pada 17 Oktober 2016.

Pada abad ketiga, selama dinasti Han, muncul pembentukan resmi jalur perdagangan Jalur Sutra, jaringan perdagangan perhentian karavan dan pos perdagangan yang menghubungkan Tiongkok dengan dunia Barat (Eropa).

Menurut para arkeolog dan sejarawan yang sekarang bekerja di Tentara Terakota Tiongkok yang sohor, diperkirakan bahwa kontak antara Timur dan Barat mungkin telah dimulai jauh lebih awal.

"Mereka percaya penampilan patung-patung itu (pasukan terakota Tiongkok) mungkin telah terilhami atau meniru patung-patung Yunani kuno," imbuhnya.

Hal itu menunjukkan adanya pengaruh Barat di era kaisar pertama China, sekitar 1.500 tahun sebelum pelayaran terkenal Marco Polo berlalu.

Kaisar Qin Shi Huang, pendiri dinasti Qin, naik takhta pada 246 SM pada usia 13 tahun. Selama 25 tahun berikutnya, ia menyatukan sejumlah kerajaan yang bertikai dan menerapkan kebijakan stabilisasi, termasuk standarisasi koin, timbangan dan langkah-langkah dan pembangunan jalan dan kanal.

Qin juga melakukan berbagai proyek pembangunan ambisius selama masa pemerintahannya, termasuk versi paling awal dari Tembok Besar Tiongkok, yang dibangun di sepanjang perbatasan utara kekaisarannya untuk melindungi dari invasi barbar, serta mausoleumnya sendiri.

"Menurut tulisan sejarawan istana kuno di Tiongkok, Siam Qian, Qin memerintahkan pembangunan kompleks makam dimulai pada awal masa pemerintahannya," jelasnya.

Lebih dari 700.000 pekerja, bekerja untuk membangunnya selama tiga dekade, dan proyek tersebut tampaknya tidak terselesaikan setelah kematian kaisar pada 209 SM.

Kemudian, di tahun 1974, seorang petani ketakutan karena tersandung pasukan terakota, di mana ia melihat wajah manusia dari tembikar muncul di antara sayuran di ladangnya.

Para arkeolog akhirnya menemukan sekitar 8.000 patung dari lubang di Xi'an, semuanya dibangun untuk mengawal Kaisar Qin ke alam baka dan menjaga tempat peristirahatan terakhirnya.

Terakota Tentara Cina dalam formasi siap bertempur. (Martin Moos/Getty Images)

Sosok prajurit seukuran aslinya termasuk kereta, senjata dan kuda, dan dipahat dengan detail yang mengesankan, sampai ke gaya rambut mereka dan lencana di baju besi mereka.

Sebelum pemerintahan Qin, Tiongkok tidak pernah memiliki tradisi membuat patung seukuran manusia aslinya. Meskipun banyak pasukan terakota terkubur lainnya telah ditemukan, yang sebelumnya ditemukan jauh lebih kecil, hanya berukuran kurang dari 10 inci.

Menurut Li Xiuzhen, seorang arkeolog senior di situs Tentara Terakota, perbedaan skala dan gaya yang signifikan ini kemungkinan terjadi ketika pengaruh Barat tiba di Tiongkok dari tempat lain —khususnya, dari Yunani kuno.

Adanya kekerabatan antara Tiongkok dengan orang-orang Yunani Kuno semakin memungkinkan adanya pembuatan patung. Terlebih lagi, seniman Yunani bahkan mungkin telah berada di Tiongkok untuk membimbing orang-orang Tiongkok teknik pembuatan patung.

  

Baca Juga: Mengulik Perjudian di Zaman Yunani Kuno, Romawi, dan Tiongkok Kuno

Baca Juga: Situs Bongal Singkap Jejak Perdagangan Zaman Romawi di Nusantara

Baca Juga: Ilmuwan Tiongkok Mengaku Telah Mencuri Rahasia Dagang Monsanto

Baca Juga: Residu Berusia 2.400 Tahun Jadi Bukti Pemanfaatan Teh di Tiongkok

  

"Saya membayangkan bahwa seorang pematung mahir Yunani mungkin berada di lokasi untuk melatih penduduk setempat," kata Lukas Nickel, ketua sejarah seni Asia di Universitas Wina dan anggota tim yang mengerjakan sejarah pasukan terakota di Tiongkok.

Dipercaya secara luas bahwa kampanye militer Alexander Agung ke India pada 326 SM adalah titik kontak pertama antara Timur dan Barat, meninggalkan tradisi budaya seni Buddha-Yunani.

Selain kemungkinan hubungan dengan Yunani kuno, para arkeolog di situs tersebut juga menemukan bahwa kompleks makam Qin jauh lebih besar dari yang mereka duga, sekitar 200 kali lebih besar dari Lembah Para Raja Mesir.

Untuk mendukung teori ini, Dr. Xiuzhen dan rekan-rekan ahlinya menunjukkan studi terpisah, yang menemukan DNA mitokondria kuno, khusus untuk orang Eropa dan berasal dari zaman kaisar pertama, di provinsi Xinjian, wilayah paling barat China.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa orang Eropa mungkin telah menetap di provinsi tersebut sebelum dan selama pemerintahan Qin Shi Huang.