Awal Konflik Besar Yunani-Persia: Pertempuran Maraton yang Legendaris

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 13 April 2022 | 15:00 WIB
Lukisan Georges Rochegrosse tahun 1859 menggambarkan suasana pasukan Yunani maju bertempur di Maraton untuk melawan Persia. ( Georges Rochegrosse/Wikimedia)

"Aegina di bawah kekuasan Persia berarti bahwa jalur laut ke dan dari semenanjung Yunani dapat diblokade, sehingga menggangu perdagangan dan mencanam keamanan Yunani," jelas Butler dan rekan-rekan.

Akibatnya, Athena dan Sparta membuat aliansi untuk menuntut Aegina menarik ketundukannya.  "Inilah provokasi yang dibutuhkan Darius, dan dia mulai menerapkan rencana penyerbuannya ke daratan Yunani."

Kampanye Darius untuk menaklukkan Yunani kebanyakan diandalkan sejarawan dari catatan Herodotus (sekitar 484 SM-425 SM). Ia adalah sejarawan di masa Yunani kuno yang kerap disebut sebagai "Bapak Sejarawan", walau sebenarnya tulisannya diragukan karena mengandung bias.

Dia menulis, Athena menyadari gerakan pasukan Persia yang hendak mengerahkan kekuatannya menuju Eretria. Mereka langsung mengumpulkan pasukan dan mengutus Filipides, pembawa pesan kepada Sparta untuk mengerahkan bantuan militer.

Posisi Sparta sangat siap untuk membantu Athena yang merupakan saudara sebangsanya. Masalahnya, alih-alih mereka mengirim langsung bantuan militer, negara-kota yang kuat ini juga sangat religius. Mereka memilih untuk ikut bertempur setelah melakukan keagamaan di bulan purnama yang tidak boleh ditinggalkan.

  

Baca Juga: Kisah Leonidas, 300 Tentara Sparta dan Pertempuran Thermopylae

Baca Juga: Menyelami Filsafat Cinta dari Plato Pada Simposiumnya di Athena

Baca Juga: Catatan Sejarawan Kuno yang Ungkap Penghinaan Persia Pada Romawi

   

Butler dan rekan-rekan menulis, tentara Athena adalah pasukan wargasama seperti Sparta. Yang yang membedakannya, Sparta lebih mewajibkan warganya untuk negara, sedangkan Athena tidak.

"Sekalipun direkrut dari penduduk biasa, infanteri Athena berdisiplin dan terlatih baik," terang mereka. "Mereka bisa bermanuver sebagai unit, yang disebut phallanx (sebuah ifanteri membawa perisai dan tombak panjang secara tumpang tindih) baik untuk menyerang maupun bertahan."