Syarat Jadi Pemimpin Aztec, Wajib Ikuti Perang Pertumpahan Darah

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 18 April 2022 | 15:00 WIB
Representasi Cuauhtémoc , tlatoani terakhir. (Morelianas/ Ancient Origins)

Baca Juga: Asal-Usul Terciptanya Dunia ala Aztec: Pertumpahan Darah Para Dewa

   

Satu huey tlatoani, Ahuitzotl, tercatat telah menangkap total 80.400 tahanan, tentu lebih dari cukup untuk membuktikan nilainya. Huey tlatoani Tizoc, di sisi lain, tercatat hanya menangkap 40 tahanan, yang menunjukkan bahwa dia tidak layak untuk memerintah.

Memang, kepemimpinan militer adalah salah satu aspek terpenting dari seorang tlatoani. Bagi suku Aztec, tujuan peperangan tidak hanya untuk mendapatkan upeti dan untuk memperluas wilayah mereka, tetapi juga untuk mempertahankan alam semesta. Suku Aztec percaya bahwa pengorbanan manusia diperlukan untuk menopang para dewa, yang pada gilirannya memastikan bahwa alam semesta terus ada. Para korban dari ritual-ritual ini seringkali adalah tawanan perang, sehingga memberikan sifat suci pada peperangan.

Aspek Lain dari Kehidupan Tlatoani

Seorang tlatoani juga memiliki fungsi lain. Misalnya, ini adalah pemilik tanah tertinggi negara-kota mereka, atau dalam kasus huey tlatoani, kekaisaran. Selain itu, mereka melayani sebagai imam besar, menerima upeti, dan menyelesaikan perselisihan hukum.

Tlatoani memegang kekuasaan mutlak dan dianggap sebagai wakil para dewa. Namun demikian, berkat struktur hierarki suku Aztec yang berkembang dengan baik, ia didukung oleh banyak individu lain.

Misalnya, 'pemimpin kedua' adalah cihuacoatl (artinya wanita ular). Cihuacoatl-lah yang menjalankan urusan pemerintahan sehari-hari, yang membuatnya menjadi sosok yang kuat. Namun, tindakannya memerlukan persetujuan huey tlatoani, yang tanpanya keputusan cihuacoatl tidak dapat dijalankan.

Mengakhiri lingkaran dalam huey tlatoani adalah 'Dewan Empat', yang terdiri dari empat orang kuat yang merupakan kandidat paling mungkin untuk berhasil sebagai huey tlatoani. Anggota dewan menjabat sebagai penasehat penguasa.