Lukisan Gua Terbesar di Amerika Terungkap Berkat Fotogrametri 3D

By Utomo Priyambodo, Kamis, 5 Mei 2022 | 09:00 WIB
Lukisan gua terbesar di gua Amerika. (Antiquity Publications, Simek et al.)

Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog jarang menemukan seni gua di Amerika dan yang pernah mereka temukan biasanya berukuran cukup kecil dibandingkan dengan beberapa lukisan paleolitik raksasa Eurasia. Namun sebuah penemuan baru mengungkapkan pengecualian.

Sekelompok arkeolog menemukan langit-langit sebuah gua, yang nama dan lokasinya dirahasiakan, ditutupi dengan gambar-gambar yang beberapa di antaranya sangat besar. Tinggi langit-langit gua ini sangat rendah sehingga pengamat tidak dapat mengambil fotonya tanpa terpotong.

Dengan menempelkan foto-foto yang tumpang tindih, para arkeolog telah mengungkapkan semua gambar di langit-langit gua tersebut. Namun masih ada pertanyaan terbuka yang membuat para arkeolog penasaran, yakni mengapa para seniman memilih lokasi di mana karya-karya mereka tidak dapat dilihat, dan bagaimana mereka membuat karya mereka tetap kohesif.

Lukisan gua terbesar di Amerika terkonsentrasi di barat daya Amerika Serikat. Namun, penelitian dari sebuah situs yang dikenal sebagai Gua Tanpa Nama ke-19, Alabama, mengungkapkan bahwa bagian tenggara AS mungkin memiliki lebih banyak lukisan gua daripada yang telah dikenali.

Seni gua yang ditemukan tersebut telah direkonstruksi menggunakan fotogrametri 3D -di mana setiap foto sangat tumpang tindih dengan tetangganya untuk memungkinkan rekonstruksi- dan dipaparkan dalam jurnal Antiquity.

Panjang langit-langit gua di Amerika tempat ditemukkan seni cadas dengan gambar-gambar besar. (Antiquity Publications, Simek et al.)

Profesor Jan Simek dari University of Tennessee Knoxville dan rekan-rekan penelitinya membutuhkan fotogrametri karena ruangan di mana karya seni itu berada sebagian besar tingginya antara 0,6 dan 1,25 meter, sangat rendah. Jadi bahkan jika mereka berbaring di tanah, langit-langitnya terlalu dekat untuk dilihat. yang lebih besar bekerja pada satu waktu.

Model 3D yang dibuat dari fotogrametri jauh lebih fleksibel. "Manipulasi jarak antara pengamat dan langit-langit ruang glif tersebut mengungkapkan banyak sekali gambar manusia dan hewan yang tidak dapat dilihat di tempat karena ukurannya dan kedekatan fisik pengamat," tulis para peneliti dalam makalah yang memaparkan temuan tersebut, sebagaimana dilansir IFL Science.

Fotogrametri ini berhasil mengungkapkan gambar manusia seukuran aslinyua yang mengenakan apa yang mungkin merupakan jubah dan hiasan kepala seremonial dan memegang benda-benda berbentuk khas di masing-masing tangannya. Gambar yang bahkan lebih tinggi, meskipun tidak sepenuhnya tergambar, juga tampak mewakili manusia dalam regalia atau tanda-tanda kebesaran.

Lukisan gua seorang manusia dalam regalia di gua Amerika. (Antiquity Publications, Simek et al.)

Secara total, 400 meter persegi langit-langit gua itu tertutup, dalam beberapa kasus dengan beberapa lapisan yang dicat satu sama lain. Seperti halnya seni gua di Eurasia, terdapat perpaduan antara bentuk abstrak, hewan, dan figur dengan bentuk manusia (antropomorf).

Gambar yang terbesar adalah ular sepanjang 3,4 meter yang berpola menyerupai ular derik punggung berlian timur (Crotalus adamanteus). Ular ini dianggap keramat bagi masyarakat adat di daerah tersebut.