Penemuan Kuil Zeus-Kasios di Situs Arkeologi Tell el-Farma, Mesir

By Maria Gabrielle, Kamis, 28 April 2022 | 11:00 WIB
Situs tempat ditemukannya kuil Zeus Kasios di Mesir. (Kementrian Pariwisata dan Purbakala Mesir)

Nationalgeographic.co.id—Zeus merupakan salah satu dewa yang populer dalam mitologi Yunani. Baru-baru ini, para arkeolog menggali reruntuhan kuil Zeus-Kasios di Semenanjung Sinai, Mesir.

Dilansir dari NPR, Kementrian Pariwisata dan Purbakala Mesir dalam pernyataannya mengatakan bahwa reruntuhan kuil ditemukan di situs arkeologi Tell el-Farma, barat laut Sinai. Situs ini juga dikenal dengan nama kuno Pelusium, berasal dari periode akhir Firaun.

Tempat itu digunakan selama zaman Yunani-Romawi dan Bizantium. Didapati juga sisa-sisa yang berasal dari periode Kristen dan Islam awal. Penggalian di sana dimulai pada tahun 1990.

Menurut kementrian, kala itu seorang ahli Mesir Kuno dari Prancis, Jean Clédat menemukan prasasti Yunani kuno yang menunjukkan keberadaan kuil Zeus-Kasios. Hanya saja, dia tidak menggalinya. Sebagi informasi, Zeus-Kasios adalah gabungan dari Zeus, sang dewa langit dan Gunung Kasios di Suriah, tempat di mana Zeus pernah disembah.

Sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, Mostafa Waziry, mengatakan para arkeolog menggali reruntuhan kuil melewati gerbang masuknya, di mana dua tiang granit besar yang runtuh terlihat. Beliau mengatakan, gerbang itu hancur dalam gempa bumi yang kuat di zaman kuno.

Waziry juga mengungkapkan reruntuhan itu ditemukan di antara Benteng Pelusium dan gereja memorial di lokasi tersebut. Para arkeolog menemukan satu set balok granit yang mungkin digunakan untuk membangun tangga bagi para penyembah untuk mencapai kuil.

Sehubungan dengan Pelusium, melansir dari Ancient Origins diketahui tempat itu merupakan kota penting dan benteng perbatasan. Melindungi Mesir dari laut dari Suriah.

Adapun yang termasuk reruntuhan kuil adalah dua tiang besar sebagai pintu gerbang. (Kementrian Pariwisata dan Purbakala Mesir)

Pusat populasi kuno ini kemudian menjadi ibu kota provinsi Romawi dan keuskupan agung Metropolitan. Meskipun Pelusium adalah pusat spiritual kuno, dia juga dikenal sebagai produsen awal kerajinan bir yang bagus.

Lebih lanjut, direktur situs arkeologi Sinai, Hisham Hussein mengatakan bahwa tim arkeolog tidak hanya akan mempelajari blok yang digali dari dekat. Tetapi tim peneliti lebih besar berencana untuk melakukan survei fotogrametri menyeluruh.

Survei fotogrametri memperlihatkan foto yang ditargetkan pada permukaan tanah. Gambar-gambar hasil survei fotogrametri sepadan dengan foto udara beresolusi sangat tinggi. Oleh karena itu, data horizontal dan vertikal kuil dapat dianalisis untuk membantu para arkeolog menentukan desain arsitektur aslinya.

Mostafa Waziry, Egypt’s Supreme Council of Antiquities, saat mengumumkan penemuan sisa-sisa kapal militer di kota Thônis-Heracleion yang tenggelam. (Mostafa Waziry)

Sementara itu, banyak kultus Mesir populer menyebar ke luar negeri. Mungkin kita sering membaca tentang kuil Isis yang digali dalam konteks Romawi sebagai agama misteri. Selanjutnya, dewa Serapis (Osiris-Apis) yang dipuja secara luas oleh budaya jauh dalam ikonografi dan bahasa non-Mesir. Kultus Zeus-Kasios di Mesir kuno kurang dikenal.

Tetapi secara luas dirujuk dalam sejumlah sumber sejarah yang berasal dari Periode Klasik hingga Arab. Menurut cendekiawan Alexandra Oliveira, di Kasion akan ada 'salah satu pusat pemujaan terpenting bagi keilahian ini.'

Meski ada banyak kuil yang didedikasikan untuk dewa Zeus-Kasios, tidak satu pun dari sumber ini setuju tentang lokasi akurat dari gunung mistik itu. Secara umum disepakati bahwa kata 'Kasios' berasal dari gunung Hurrian Hazzi dan sumber-sumber Yunani kuno menyebutnya sebagai 'pusat kultus utama di Periode Ptolemaik' menurut penulis Olivera.

Kultus Zeus Kasios juga berfungsi di Corcyra, Suriah dan di Semenanjung Iberia di sekitar tanjung Palos dan tanjung Saint Vincent. Lebih lanjut, kuil yang baru digali ini tidak hanya akan berfungsi sebagai pendorong ekonomi turis lokal. Tetapi juga memberi tim arkeolog peluang besar untuk menguji berbagai teknik fotogrametri baru.