Penemuan Kepala Patung Dewi dengan Mahkota Ular oleh Petani di Gaza

By Maria Gabrielle, Minggu, 1 Mei 2022 | 13:16 WIB
Kepala patung dewi Anat. (The New Arab via Getty)

Nationalgeographic.co.id - Seorang petani bernama Nidal Abu Eid menemukan kepala patung Dewi Anat yang berusia 4.500 tahun. Dia mendapati kepala patung dewi orang-orang Kanaan itu saat menggarap tanahnya di wilayah al-Qarara, Khan Younis, Gaza.

Dilansir dari The New Arab, Nidal Abu Eid mendapati kepala patung dalam keadaan berlumpur. Ketika mencucinya dengan air, dia menyadari benda temuannya itu berharga.

"Awalnya, saya berharap untuk menjualnya kepada seseorang untuk mendapatkan uang, tetapi seorang arkeolog mengatakan kepada saya bahwa itu memiliki nilai arkeologi yang besar," kata Nidal Abu Eid kepada The New Arab.

Menemukan peninggalan dari masa lampau membuat Nidal Abu Eid merasa sanggat bangga. Karena tanah tempat tinggalnya masih memiliki nilai arkeologi yang besar.

“Artinya tanah ini milik kami dan kami memiliki peradaban dan sejarah ribuan tahun sebelum masehi, sejak zaman Kanaan,” tambah Abu Eid.

Dalam konferensi pers yang digelar beberapa waktu lalu, Jamal Abu Rida selaku Direktur Jenderal Purbakala dan Warisan Budaya mengatakan kepala patung setinggi 22 sentimeter diperkirakan berasal dari sekitar tahun 2.500 SM.

Kepala patung yang diyakini merepresentasikan Dewi Anat itu terbuat dari batu kapur. Di kepalanya terdapat ular sebagai mahkota, dikenakan oleh para dewa sebagai simbol dari kekuatan dan tak terkalahkan.

"Anat adalah dewi cinta, keindahan, dan perang dalam mitologi Kanaan," kata Jamal Abu Rida.

Patung kepala dewi Anat ini memiliki ukuran 22 sentimeter. (The New Arab via Getty)

Beliau melanjutkan salah satu indikasi keberadaan patung ini adalah tanah Palestina dan Jalur Gaza khususnya telah melewati banyak peradaban manusia. Mulai dari peradaban Kanaan, Romawi, Bizantium, Islam, dan peradaban manusia lainnya.

Anat, Anath, atau Anatha adalah dewi Semit barat laut utama. Suriah, khususnya Ugarit dan Gunung Lebanon, lalu orang-orang Kanaan, Amori, Mesir, Libya, dan Ibrani pada satu titik menyembah sang dewi.

Atributnya Dewi Anat sangat bervariasi di antara budaya yang berbeda, dari waktu ke waktu, dan bahkan dalam mitos tertentu. Dia kemungkinan besar sangat dipengaruhi karakter dewi Yunani, Athena.

Terkait dengan bukti orang-orang Kanaan atau Canaanites ini sebagaimana dilaporkan oleh Live Science ditemukan dalam teks-teks yang berasal dari abad ke-15. Peradaban ini ada di wilayah-wilayah yang sekarang disebut Israel, area Palestina, Lebanon, Suriah, dan Yordania. Orang-orang Kanaan menyembah beberapa dewa, di mana Anat, yang duduk di dewan dewa, adalah salah satu yang paling menonjol, menurut The Met.

 Baca Juga: Sanxingdui: Wajah-wajah Aneh dari Budaya Misterius Tiongkok Kuno

 Baca Juga: Penampakan Topeng Prasejarah Menyerupai Alien Berusia 6.000 Tahun

 Baca Juga: Karya Patung Pertama Marie Tussaud Ialah Penggalan Kepala Bangsawan

Dewi Anat sering digambarkan sebagai gadis muda yang cantik. Dia juga disebut sebagai "Perawan" dan merupakan dewi kesuburan yang terkenal karena agresinya dalam pertempuran. Patung dewi Anat sekarang dipajang di museum Qasr al-Basha di Kota Tua Gaza.

Sementara itu, Abu Rida menuturkan bahwa Gaza dianggap sebagai koridor perdagangan antara negara dan kerajaan. Maka wajar ditemukannya situs arkeologi milik berbagai keluarga kerajaan di masa lalu. Pada bulan Februari, ditemukan pemakaman Romawi berusia 2.000 tahun di Beit Lahia. Kala itu, mereka sedang mempersiapkan area untuk membangun kota.

Sebelumnya di bulan Januari, kementerian membuka gereja Bizantium tua yang direkonstruksi di kamp pengungsi Jabalia di utara Jalur Gaza, mengubahnya menjadi museum umum. Menurut sejarawan, gereja Bizantium didirikan di Jalur Gaza sekitar 1.700 tahun yang lalu. Pada waktu itu gereja adalah milik keluarga kerajaan.

"Situs arkeologi semacam itu akan menghidupkan kembali pariwisata domestik di Jalur Gaza dan memperkenalkan orang-orang pada sejarah wilayah mereka dan kepentingan sejarah dan geografisnya," pungkas Jamal Abu Rida.