Stonehenge adalah Daerah Perburuan Penting sebelum Monumen Dibangun

By Sysilia Tanhati, Senin, 2 Mei 2022 | 10:11 WIB
Para peneliti menyarankan ada kesinambungan antara penduduk kedua era, yang memanfaatkan tanah dengan cara yang berbeda. (Faris Arifin/Unsplash)

 Baca Juga: Monumen Ini Lebih Tua dari Stonehenge, Mengapa Berkait King Arthur?

 Baca Juga: Arkeolog Temukan Monumen Neolitik Berusia 4.500 Tahun Dekat Stonehenge

"Situs Warisan Dunia Stonehenge diakui secara global karena lanskap monumental Neolitik dan Zaman Perunggunya yang kaya. Akan tetapi sedikit yang diketahui tentang signifikansinya bagi populasi Mesolitikum," kata penulis studi dalam sebuah pernyataan.

Namun sekarang jelas bahwa "pemburu-pengumpul telah memilih bagian dari lanskap ini, pembukaan aluvial, sebagai tempat yang terus-menerus untuk berburu dan pendudukan.”

Studi menunjukkan bahwa populasi Mesolitikum mengambil keuntungan dari kondisi yang lebih terbuka. Mereka berulang kali mengeksploitasi kelompok ungulata besar (mamalia berkuku). Ini dilakukan sampai transisi ke petani dan pembangun monumen terjadi.

Dalam arti tertentu, lahan tersebut telah diadaptasi untuk pembangunan monumen skala besar di kemudian hari. Lokasi ini dipilih untuk monumen karena tidak memerlukan pembukaan hutan sebab habitat terbuka sudah ada sebelumnya.

Para peneliti menyarankan ada kesinambungan antara penduduk kedua era, yang memanfaatkan tanah dengan cara yang berbeda. Namun mereka memahaminya sebagai lokasi yang menguntungkan.

Studi ini dipublikasikan secara daring pada 27 April di jurnal PLOS One.

Para ilmuwan merencanakan eksplorasi lebih lanjut dari sejarah Mesolitik di daerah ini untuk mengungkap lebih lanjut soal Stonehenge.