150 Tengkorak Ritual Kuno Ini Sempat Dikira Korban Pembunuhan Baru

By Utomo Priyambodo, Rabu, 4 Mei 2022 | 16:00 WIB
Kumpulan tengkorak yang ditemukan di sebuah gua di Frontera Comalapa, di kotamadya Chiapas di Meksiko selatan. (INAH)

Nationalgeographic.co.id—Sekitar sepuluh tahun lalu, pihak berwenang Meksiko diberitahu tentang sebuah gua yang penuh dengan tengkorak manusia. Mereka awalnya mengira telah menemukan lokasi pembunuhan baru yang mengerikan. Sekarang, penelitian baru menunjukkan bahwa tengkorak-tengkorak ini sebenarnya adalah hasil dari ritual pengurbanan manusia sekitar 1.000 tahun yang lalu. Dalam ritual kuno ini, orang-orang dipenggal dan kepala-kepala mereka diletakkan di rak piala di dalam gua tersebut.

"Meyakini bahwa mereka sedang melihat TKP, para penyelidik mengumpulkan tulang-tulang itu dan mulai memeriksanya di [ibu kota negara bagian] Tuxtla Gutierrez," kata Instituto Nacional de Antropología e Historia (INAH) Meksiko dalam sebuah pernyataan.

"Kami masih belum memiliki perhitungan pasti berapa banyak, karena beberapa sangat terfragmentasi, tetapi sejauh ini kami dapat berbicara tentang sekitar 150 tengkorak," kata antropolog fisik Javier Montes de Paz selama konferensi virtual tentang temuan awal, seperti dilansir IFL Science.

Bagaimana sebuah situs arkeologi bisa dikira sebagai tempat kejadian perkara (TKP) modern? Tengkorak-tengkorak dari budaya Pribumi pra-Hispanik sering "dihancurkan" dan dibiarkan dalam lingkaran upacara, sementara tengkorak-tengkorak ini seluruhnya utuh dan ditinggalkan di sebuah gua di Frontera Comalapa, di kotamadya Chiapas di Meksiko selatan.

Kondisi gua tersebut dianggap ideal menjadi tempat untuk menghilangkan jejak pembunuhan. Geng-geng kekerasan di daerah tersebut yang dikenal dengan perdagangan manusianya sangat mungkin untuk membuang sisa-sisa jasad manusia di sana.

Namun, analisis genetik tulang menunjukkan tulang-tulang ini jauh lebih tua. Di samping tengkorak, ada beberapa tulang manusia lainnya, termasuk tibia, meskipun tidak ada penguburan lengkap yang ditemukan.

Setiap tengkorak memiliki gigi yang dicabut, konsisten dengan praktik pada waktu itu, dan keberadaan tongkat kayu menunjukkan bahwa tengkorak ditempatkan pada penguburan "pengubah tengkorak", yang dikenal sebagai tzompantli. Konstruksi seperti perancah ini digunakan oleh peradaban Mesoamerika untuk menampilkan tengkorak tawanan atau pengorbanan, dengan satu ditemukan mengandung 650 tengkorak di kompleks besar.

  

Baca Juga: Huey Tzompantli, Menara Tengkorak Manusia Peninggalan Suku Aztec

Baca Juga: Utang Budi kepada Dewa, Alasan Suku Aztec Rutin Kurbankan Manusia

Baca Juga: Ratusan Tengkorak Tanpa Gigi di Meksiko Diduga Dipenggal dalam Ritual

Baca Juga: Huey Tzompantli, Menara Tengkorak Manusia Peninggalan Suku Aztec

      

"Banyak dari struktur ini terbuat dari kayu, bahan yang menghilang seiring waktu dan bisa saja meruntuhkan semua tengkorak," papar Montes de Paz.

Berdasarkan modifikasi tengkorak-tengkorak tersebut, diperkirakan sisa-sisa itu berasal dari 900 – 1200 Masehi. Selama waktu ini, diyakini bahwa pengurbanan manusia akan menyenangkan para dewa dan berkontribusi pada kesuksesan suku Aztex yang berkelanjutan, dan penuorbanan dapat mencakup apa saja mulai dari pria dan wanita dewasa hingga anak-anak.

"Kami telah mengenali sisa-sisa kerangka tiga bayi, tetapi sebagian besar tulang berasal dari orang dewasa dan, sampai sekarang, lebih banyak dari wanita daripada pria," kata Montes de Paz.

Pekerjaan arkeologi sekarang akan berlanjut di daerah tersebut untuk mendapatakan lebih banyak penemuan terkait peradaban masa lalu. Para peneliti mengimbau masyarakat untuk menghubungi INAH jika mereka menemukan sisa-sisa kerangka lagi di daerah Frontera Comalapa.