Kristal Berusia Empat Miliar Tahun Petunjuk Sejarah Kelayakhunian Bumi

By Wawan Setiawan, Rabu, 11 Mei 2022 | 12:28 WIB
Zirkon, seperti kristal yang ditemukan di Italia ini, adalah batu permata kuat yang dapat bertahan selama ribuan tahun. Perubahan kimia 3,8 miliar tahun yang lalu dalam jejak mereka dari Afrika Selatan mungkin menandai bentuk awal lempeng tektonik. (Matteo Chinellato – ChinellatoPhoto/Photographer's Choice RF/Getty Images)

 Baca Juga: Hormuz, Pulau Pelangi di Teluk Persia yang Tanahnya Bisa Dimakan

 Baca Juga: Beberapa Berlian Langka Ternyata Terbentuk dari Sisa Makhluk Hidup

 Baca Juga: Plastik dan Fosil Ayam Akan Menjadi Peninggalan Era Antroposen

  

Para ilmuwan mengumpulkan 3.936 zirkon baru dari ekspedisi 2017 di Afrika Selatan untuk penelitian ini. Sejumlah 33 di antaranya setidaknya berusia 4 miliar tahun. Hal ini cukup menarik karena zirkon dari periode waktu itu sulit ditemukan karena ukurannya.

"Rekor yang kita miliki untuk Bumi paling awal sangat terbatas, tetapi hanya dengan melihat transisi serupa di banyak tempat berbeda membuatnya sangat mungkin bahwa itu mungkin merupakan perubahan global dalam proses kerak," kata Drabon. "Semacam reorganisasi sedang terjadi di Bumi," imbuhnya.

Setelah menggiling batu yang telah mereka kumpulkan menjadi pasir, mereka memisahkan penemuan yang dihasilkan. Zirkon dari Afrika Selatan berusia 4,1 miliar hingga 3,3 miliar tahun. Para ilmuwan melihat isotop hafnium, isotop oksigen, dan komposisi elemen jejak dari kristal zirkon yang mereka temukan. Masing-masing dari mereka memiliki teka-teki yang berbeda.

Misalnya, isotop hafnium memberikan petunjuk tentang pembentukan dan evolusi kerak bumi; isotop oksigen tentang apakah ada lautan; dan elemen jejak tentang komposisi kerak. Data menunjukkan bahwa tingkat pembentukan kerak mulai meningkat hampir 4 miliar tahun yang lalu.

"Semuanya menunjukkan pergeseran ini antara 3,8 dan 3,6 miliar tahun yang lalu." tutur Drabon. Tidak banyak data tentang dua fitur geokimia lainnya, dan dia berharap untuk fokus pada yang berikutnya, termasuk melihat kapan lautan mulai terbentuk. “Ada begitu banyak yang harus dilakukan. Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana,” ujarnya.