Efek Letusan Gunung Berapi Tonga Ditemukan Mencapai Luar Angkasa

By Wawan Setiawan, Jumat, 13 Mei 2022 | 09:00 WIB
Satelit GOES-17 menangkap gambar awan payung yang dihasilkan oleh letusan bawah laut gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada 15 Januari 2022. (NASA Earth Observatory / Joshua Stevens / GOES / NOAA / NESDIS)

    

Baca Juga: Ledakan Gunung Berapi di Tonga, Berdampak Luas Pada Kehidupan Bumi

Baca Juga: Misteri Letusan Gunung Berapi Tonga yang Berusaha Dipecahkan Ilmuwan

Baca Juga: Letusan Gunung Berapi di Tonga, Peristiwa 'Sekali dalam Satu Milenium'

Baca Juga: Studi Terbaru: Longsoran Anak Krakatau pada 2018 Mampu Mengubur London

    

"Sangat mengejutkan melihat elektrojet terbalik dengan sesuatu yang terjadi di permukaan bumi," kata Joanne Wu, fisikawan di University of California, Berkeley, dan rekan penulis studi baru tersebut. “Ini adalah sesuatu yang sebelumnya hanya kita lihat dengan badai geomagnetik yang kuat, yang merupakan bentuk cuaca di ruang angkasa yang disebabkan oleh partikel dan radiasi dari Matahari.”

Penelitian baru ini menambah pemahaman para ilmuwan tentang bagaimana ionosfer dipengaruhi oleh peristiwa di darat dan juga dari luar angkasa. Sebuah electrojet khatulistiwa yang kuat dikaitkan dengan redistribusi material di ionosfer, yang dapat mengganggu sinyal GPS dan radio yang ditransmisikan melalui wilayah tersebut.

Area kompleks atmosfer kita ini bereaksi dalam menghadapi kekuatan kuat dari bawah dan atas inilah yang menjadi bagian penting dari penelitian NASA. Misi Geospace Dynamics Constellation, atau GDC, NASA yang akan datang akan menggunakan armada satelit kecil, seperti sensor cuaca di darat, untuk melacak arus listrik dan angin atmosfer yang mengalir melalui area tersebut. Dengan lebih memahami apa yang mempengaruhi arus listrik di ionosfer, para ilmuwan dapat lebih siap untuk memprediksi masalah parah yang disebabkan oleh gangguan tersebut.