Temuan Gigi Geraham di Laos, Diduga Milik Manusia Purba Denisova

By Maria Gabrielle, Senin, 23 Mei 2022 | 09:00 WIB
Potret gigi geraham milik manusia purba yang ditemukan di Laos. (Fabrice Demeter)

Nationalgeographic.co.id—Keberadaan manusia purba Denisova, sebelumnya hanya diketahui dari gua-gua di Siberia dan Tiongkok. Namun, berdasarkan temuan terbaru berupa gigi geraham kuno diduga manusia purba Denisova tinggal di Asia Tenggara.

Dilansir dari Live Science, para ahli menemukan gigi geraham yang kemungkinan milik seorang gadis muda dari 164.000 tahun lalu di Laos. Ahli paleoantropologi di Universitas Bordeaux, Prancis bernama Clément Zanolli mengakatan temuan ini menunjukkan bahwa manusia purba Denisova hidup di berbagai lingkungan dan garis lintang.

“(Mereka) mampu beradaptasi dengan kondisi ekstrem, dari pegunungan dingin Altai (di Rusia) dan Tibet hingga hutan tropis Asia Tenggara," ujar Clément Zanollli kepada Live Science.

"Studi genetik menunjukkan bahwa Denisova beradaptasi dengan ketinggian yang tinggi dan iklim dingin, tetapi sekarang kita juga tahu bahwa mereka hidup di iklim yang lebih hangat dan lebih lembab dan di ketinggian rendah," tambah Zanolli.

Studi ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications dengan judul A Middle Pleistocene Denisovan molar from Annamite Chain of Northern Laos pada 17 Mei 2022. Lebih lanjut, meskipun manusia modern, Homo sapiens, sekarang adalah satu-satunya anggota genus Homo yang masih hidup dari silsilah keluarga manusia, garis keturunan manusia yang lain pernah hidup di Bumi.

Kerabat terdekat manusia modern yang punah termasuk Neanderthal di Eropa dan Asia dan garis keturunan Denisova yang baru ditemukan di Asia dan Oseania. Masih banyak misteri tentang manusia purba Denisova.

Pintu masuk Goa Cobra di Laos. (Fabrice Demeter)

Sejauh ini, para peneliti telah menemukan hanya lima fosil yang terkait secara pasti dengan mereka. Adapun temuan yang dimaksud adalah tiga geraham atas, satu tulang jari dan satu tulang rahang. Di mana tepatnya Denisova tinggal juga diperdebatkan.

Fosil yang digali sampai saat ini semuanya berasal dari daratan Asia, tetapi bukti genetik sebelumnya menunjukkan bahwa orang-orang di Oseania dan pulau-pulau di Asia Tenggara memiliki warisan Denisova. Sekarang, gigi baru itu mungkin merupakan bukti fosil pertama Denisova di Asia Tenggara.

"Setiap fosil tambahan yang digambarkan sebagai Denisova relevan untuk lebih memahami biologi dan evolusi mereka," kata Fabrice Demeter, ahli paleoantropologi di Universitas Kopenhagen yang turut terlibat dalam studi ini.

Para ilmuwan menemukan gigi tersebut pada tahun 2018 di sebuah situs yang dikenal sebagai Gua Cobra di Pegunungan Annamite, Laos. Gua ini memiliki pintu masuk yang terletak sekitar 34 meter di atas tanah. Gua batu kapur itu secara teknis dijuluki Tam Ngu Hao 2, ditemukan karena kedekatannya dengan situs lain, tempat penelitian sebelumnya menemukan fosil manusia modern purba.

Gigi geraham ini diduga milik manusia purba Denisova. (Demeter, F. et al/Nature Comunnications)

“Bahkan jika hasil studi genetik terbaru menunjukkan bahwa Denisova dan manusia modern bertemu di Asia selatan selama akhir Pleistosen (2,6 juta hingga 11.700 tahun yang lalu), kami tidak berharap untuk benar-benar menemukan gigi Denisova di Laos,” rekan penulis studi Laura Shackelford, ahli paleoantropologi di University of Illinois Urbana-Champaign.

Gigi tersebut adalah gigi geraham yang belum erupsi dari sisi kiri rahang bawah. Ini menunjukkan bahwa itu milik seorang anak berusia sekitar 3,5 hingga 8,5 tahun. Para ahli juga melakukan analisis kotoran dan batu di sekitar gigi dengan teknik seperti penanggalan luminesensi, guna menganalisis berapa lama butir mineral terakhir terpapar sinar matahari untuk memperkirakan usianya, dan penanggalan radioaktif yang mengukur usia benda berdasarkan berapa lama waktu yang dibutuhkan bahan kimia tertentu. Berdasarkan unsur-unsur untuk peluruhan radioaktif diketahui molar berusia antara 131.000 dan 164.000 tahun.

Dengan menganalisis protein dalam email gigi, tim memastikan bahwa itu berasal dari genus Homo. Tidak adanya protein yang terkait dengan kromosom Y menunjukkan bahwa gigi tersebut berasal dari wanita. Ketika para ilmuwan membandingkan geraham ini dengan gigi dari hominin mereka menemukan struktur 3D internal dan eksternalnya mirip dengan Neanderthal, tetapi sedikit di luar jangkauan yang diketahui.  

  

Baca Juga: Ilmuwan Temukan DNA Hominid dan Hewan Purba di Sedimen Gua Denisova

 Baca Juga: Hasil Studi Fosil Manusia Purba, Denisova, Berusia 200.000 Tahun

Baca Juga: Apakah Manusia Purba Homo floresiensis Masih Hidup di Indonesia?

Baca Juga: Tak Seliar Manusia Purba, Manusia Modern Menjinakkan Dirinya

  

Selain itu, gigi tersebut juga berbeda dengan gigi manusia modern dan Homo erectus, spesies manusia pertama yang menggunakan peralatan batu yang relatif canggih. Meskipun para ilmuwan tidak dapat mengecualikannya sebagai milik Neanderthal, mereka menyarankan kesamaan fisik yang dekat dengan spesimen Denisova dari Tiongkok yang menunjukkan bahwa geraham itu kemungkinan besar adalah Denisova.

Chris Stringer, ahli paleoantropologi di Natural History Museum di London yang tidak ambil bagian dalam penelitian ini mengatakan bahkan jika fosil baru ini ternyata bukan Denisova, setiap fosil manusia baru dari daerah di mana beberapa fosil manusia purba telah digali sejauh ini, seperti Laos adalah penting. Terutama jika itu adalah fosil non-sapiens, karena ini jelas sepertinya begitu.

Temuan baru dapat menjelaskan sejauh mana garis keturunan manusia yang berbeda mungkin hidup berdampingan.

"Neanderthal hidup di Eropa dan Asia barat pada saat yang sama Denisova menempati sebagian besar Asia timur, bersama dengan kelompok manusia lain seperti Homo erectus, Homo floresiensis, Homo luzonensis dan manusia modern. Namun, masih belum jelas apakah, kapan dan di mana semua kelompok punah ini mungkin bertemu,” kata Shackelford.