Urutan Vokal Simpanse Memberi Wawasan Tentang Evolusi Bahasa Manusia

By Ricky Jenihansen, Senin, 23 Mei 2022 | 10:00 WIB
Simpanse menggabungkan panggilan untuk membentuk banyak urutan vokal. (Liran Samuni, Taï Chimpanzee Project)

Nationalgeographic.co.id—Tim peneliti yang dipimpin oleh Max Planck Institutes for Evolutionary Anthropology (MPI-EVA) mengungkapkan temuan mereka tentang simpanse. Simpanse liar, menurut penelitian ini, dapat menghasilkan ratusan urutan vokal yang berbeda dan mengandung sepuluh jenis panggilan yang berbeda. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi bahasa manusia.

Pada penelitian ini, para peneliti MPI-EVA bersama Cognitive and Brain Sciences (MPI-CBS) di Leipzig, Jerman, dan CNRS Institute for Cognitive Sciences di Bron, Lyon, Prancis, merekam ribuan vokalisasi simpanse liar dari alam di Taï, Pantai Gading. Dari hasil rekaman tersebut, ternyata diketahui urutan vokal yang digunakan simpanse liar mengikuti beberapa aturan, dan panggilan dikaitkan satu sama lain secara terstruktur.

Para peneliti sekarang akan menyelidiki apakah struktur ini mungkin merupakan langkah menuju sintaksis manusia. Kemudian apakah simpanse menggunakan urutan ini untuk mengomunikasikan makna yang lebih luas dalam lingkungan sosial mereka yang kompleks. Analisis baru tersebut telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications Biology dengan judul "Chimpanzees produce diverse vocal sequences with ordered and recombinatorial properties" belum lama ini.

Seperti diketahui, Manusia adalah satu-satunya spesies di bumi yang diketahui menggunakan bahasa. Dibandingkan dengan penggunaan bahasa manusia yang kompleks, cara hewan berkomunikasi satu sama lain tampak cukup sederhana. Bagaimana bahasa kita berevolusi dari sistem yang begitu sederhana, masih belum jelas.

Ilmuwan pada penelitian ini menggabungkan suara untuk membentuk kata dan kata untuk membentuk kalimat yang terstruktur secara hierarkis. Pertanyaannya, dari mana kemampuan luar biasa ini berasal, masih harus dijawab.

Simpanse liar. (Karline Janmaat)

Untuk menelusuri kembali asal-usul evolusi bahasa manusia, peneliti sering menggunakan pendekatan komparatif. Mereka membandingkan produksi vokal hewan lain, khususnya primata, dengan manusia. Berbeda dengan manusia, primata non-manusia sering menggunakan panggilan tunggal—disebut sebagai tipe panggilan- dan jarang menggabungkannya satu sama lain untuk membentuk urutan vokal.

Akibatnya, komunikasi vokal pada primata non-manusia tampaknya jauh lebih kompleks daripada komunikasi manusia. Namun, kompleksitas bahasa manusia tidak muncul dari jumlah suara yang kita gunakan saat kita berbicara, yang biasanya di bawah 50 suara berbeda di sebagian besar bahasa.

Akan tetapi, dari cara kita menggabungkan suara secara terstruktur untuk membentuk kata dan secara hierarki menggabungkan kata-kata ini untuk membentuk kalimat untuk mengungkapkan jumlah makna yang tak terbatas. Faktanya, primata non-manusia juga menggunakan hingga 38 panggilan berbeda untuk berkomunikasi, tetapi mereka jarang menggabungkannya satu sama lain.

Simpanse liar. (Karline Janmaat)

Namun, karena sejauh ini belum dianalisis secara rinci, kita mungkin tidak memiliki gambaran lengkap tentang struktur dan keragaman urutan vokal yang dihasilkan oleh primata non-manusia. Di penelitian ini, mereka mengidentifikasi 12 jenis panggilan yang berbeda dan menilai bagaimana simpanse menggabungkannya untuk membentuk urutan vokal.

"Mengamati hewan di lingkungan sosial dan ekologi alami mereka dapat mengungkapkan kompleksitas yang sebelumnya belum ditemukan dalam cara mereka berkomunikasi," kata penulis pertama Cédric Girard-Buttoz dalam rilis Max Planck Institutes.