llmuwan Harvard Mengungkap Perjalanan Melintasi Lubang Cacing

By Ricky Jenihansen, Selasa, 24 Mei 2022 | 07:00 WIB
Pengunjung museum Astrologi Shanghai di Shanghai, Cina melintasi 'Lubang Cacing'. (Getty Images)

 

Nationalgeographic.co.id—Para ilmuwan Harvard University meyakini bahwa perjalanan melalui lubang cacing atau wormhole, menembus ruang dan waktu dapat dilakukan dan memungkinkan. Tapi, perjalanan tersebut akan menjadi lebih lama jika dibandingkan perjalanan langsung.

Daniel Jafferis, dari Harvard University, yang menulis bekerja sama dengan Ping Gao, juga dari Harvard dan Aron Wall dari Standfpord University pernah mempresentasikan kemungkinan tersebut dalam pertemuan American Physical Society. Menurut mereka, meski bisa dilakukan, tapi perjalanan melintasi lubang cacing adalah pekerjaan yang sia-sia.

"Butuh waktu lebih lama untuk melewati lubang cacing ini daripada pergi langsung, jadi mereka tidak terlalu berguna untuk perjalanan luar angkasa," kata Jafferis," seperti dikutip laman Science Daily.

"Jadi jangan mengemas tas Anda untuk perjalanan ke sisi lain galaksi. Meskipun secara teoritis mungkin, itu tidak berguna bagi manusia untuk melakukan perjalanan."

Seperti diketahui, worm hole atau lubang cacing adalah konsep terowongan melengkung di ruang dan waktu. Terowongan tersebut dapat menghubungkan tempat yang jauh.

Dalam konsep teori relativitas kuantum, alam semesta itu melengkung dan coba bayangkan seperti permukaan bola. Dan untuk mencapai sisi lainnya, maka perlu melakukan perjalanan dengan mengitari permukaan bola tersebut. Nah, lubang cacing adalah konsep dalam teori tersebut yang menembus langsung ke sisi lain alam semesta tersebut.

Selama ini, lubang cacing dianggap sebagai jalan pintas untuk dapat mencapai sisi lain alam semesta. Hal itu karena memiliki jarak yang lebih pendek dibandingkan harus mengitari lengkungan alam semesta.

Namun, menurut Daniel Jafferis, salah satu peneliti di Harvard University dan rekan-rekannya, meski jaraknya lebih pendek, melewati lubang cacing justru membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan jika melakukan perjalanan langsung ke sisi lain alam semesta tersebut.

Teori baru itu terinspirasi ketika Jafferis mulai berpikir tentang dua lubang hitam yang terjerat pada tingkat kuantum. Sebagaimana dirumuskan dalam korespondensi dengan Juan Maldacena, ilmuwan dari Institute for Advanced Study dan Lenny Susskind dari Stanford.

Ilustrasi 3D Lubang Cacing. (Rost-9D)

Meskipun ini berarti koneksi langsung antara lubang hitam lebih pendek dari koneksi lubang cacing, dan karena itu perjalanan lubang cacing bukanlah jalan pintas. Teori ini memberikan wawasan baru ke dalam mekanika kuantum.

"Dari perspektif luar, perjalanan melalui lubang cacing setara dengan teleportasi kuantum menggunakan lubang hitam yang terjerat," kata Jafferis.