Nationalgeographic.co.id—Selama ini, sepertinya keberadaan kodok dianggap tidak begitu penting bagi banyak orang. Terutama mereka yang tinggal di daerah tropis dengan kelembapan udara yang tinggi yang memang habitat cocok bagi hewan amfibi seperti kodok. Kita memang sepertinya masih sering melihat kodok ada di mana-mana. Tapi tahukan Anda, bahwa ternyata banyak spesies kodok terancam punah?
Sebuah penelitian terbaru dari Yale University, Amerika Serikat menemukan fakta mengejutkan bahwa spesies ambifi di hampir seluruh dunia mengalami penurunan jumlah yang sangat drastis dari waktu ke waktu. Terutama spesies-spesies kodok di wilayah Amerika Selatan dan Asia Tenggara.
Sekitar 1.012 spesies amfibi tambahan telah teridentifikasi sebagai risiko kepunahan, atau total mendekati 2.200 spesies ditambah hasil penelitian sebelumnya. Laporan penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Current Biology dengan judul "Phylogenetic and Trait-Based Prediction of Extinction Risk for Data-Deficient Amphibians" yang dapat diakses secara terbuka.
Dalam laporan tersebut dijelaskan, bahwa masalah tentang ancaman kepunahan spesies amfibi di seluruh dunia sebenarnya sudah sering diangkat dalam beberapa penelitian. Isu tersebut sebenarnya juga terus menjadi perhatian para ilmuwan biologi dalam satu dekade terakhir.
Tapi karena kurangnya data tentang banyaknya spesies amfibi, hanya sekitar 44 persen amfibi yang memiliki penilaian terkini tentang risiko kepunahan mereka. Bandingkan dengan hampir 100 persen identifikasi atau penilaian yang telah dilakukan terhadap spesies-spesies burung dan mamalia.
Kita memang masih melihat ada banyak kodok saat ini, itu karena memang spesies amfibi ada banyak. Di Indonesia saja diperkirakan ada sekitar 400 jenis kodok, tapi kita kurang menyadari bahwa dari waktu ke waktu mereka terus berkurang secara drastis.
Hingga penelitian dari Yale ini diterbitkan, kurang dari dua pertiga dari semua spesies amfibi di seluruh dunia telah dinilai berisiko punah. Penilaian tersebut telah dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), badan yang menetapkan status konservasi untuk spesies dalam skala dari "Kurang diperhatikan" hingga "Punah."
Para peneliti telah menggunakan atribut ekologi, geografis, dan evolusioner yang diketahui dari spesies yang kekurangan data ini untuk memodelkan risiko kepunahan mereka. Dan penilaian mereka menunjukkan bahwa setidaknya 1.000 lebih banyak spesies terancam daripada yang diyakini sebelumnya.
Pamela González-del-Pliego, ahli ekologi postdoctoral di Yale yang memimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa amfibi telah diketahui sangat terancam dan menurun di seluruh dunia, tapi saat ini sudah sampai pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Setidaknya seperempat dari sekitar 8.000 spesies amfibi yang diketahui di dunia diakui sebagai spesies yang terancam punah dan berisiko punah.
"Kami menemukan bahwa lebih dari 1.000 amfibi yang kekurangan data terancam punah, dan hampir 500 terancam punah atau berisiko punah, terutama di Amerika Selatan dan Asia Tenggara," kata Pamela González-del-Pliego dari University of Sheffield dan Yale University.