Sulit Dipahami, Ternyata Ada Bakteri yang Dapat Hidup Dalam Racun Ular

By Ricky Jenihansen, Selasa, 31 Mei 2022 | 17:00 WIB
Seekor kobra berleher hitam (Naja nigricollis)—salah satu spesies yang diteliti, dari Watamu, Kenya (Johan Maris)

   

Baca Juga: Mengidam Makanan Tertentu? Mungkin Bakteri di Usus Biang Keroknya

Baca Juga: Parasit Berbahaya Buat Manusia Bisa Menumpang Lewat Mikroplastik

Baca Juga: Ilmuwan Identifikasi Antibiotik Baru dari Spesies Langka Bakteri Tanah

Baca Juga: Para Ahli Kembangkan Bakteri Ini untuk Mengubah Karbon Dioksida

    

Hampir setengahnya, jelasnya, meningkatkan integritas membran bakteri. "Temuan kami menantang dogma sterilitas racun dan menunjukkan peningkatan risiko infeksi primer dalam pengelolaan klinis luka gigitan hewan berbisa".

Menurutnya, hal itu luar biasa karena racun itu seperti koktail antibiotik, dan sangat kental dengan mereka. "Anda akan mengira bakteri tidak akan punya peluang," ia menambahkan.

Tapi kenyataanya, lanjutnya, mereka tidak hanya memiliki peluang, mereka telah melakukannya dua kali, menggunakan mekanisme yang sama. Mekanisme tersebut belum sepenuhnya dipahami dan para peneliti masih akan melakukan penelitian.

"Kami juga secara langsung menguji ketahanan Enterococcus faecalis, salah satu spesies bakteri yang kami temukan dalam racun ular kobra berleher hitam, terhadap racun itu sendiri dan membandingkannya dengan isolat rumah sakit klasik meski tidak mentolerir semua racun. Tetapi dua isolat kami dengan senang hati tumbuh dalam konsentrasi racun tertinggi yang bisa kami tempatkan di sana," peneliti menjelaskan.