Nationalgeographic.co.id—Tim ahli paleontologi di Eropa telah mengidentifikasi genus dan spesies baru tokek purba dari kerangka artikulasi yang hampir lengkap yang ditemukan di Jerman. Fosil tersebut merupakan salah satu fosil tokek paling lengkap dan tertua dari era Kenozoikum, era terakhir tiga era klasik geologi.
Spesies tokek baru ini hidup di tempat yang sekarang menjadi Jerman tengah selama zaman Eosen, sekitar 47 juta tahun yang lalu. Deskripsi lengkap studi tersebut telah diterbitan di journal Papers in Palaeontology dengan judul "A new gecko (Squamata, Gekkota) from the Eocene of Geiseltal (Germany) implies long-term persistence of European Sphaerodactylidae" baru-baru ini.
Spesies tokek baru ini diberi nama Geiseleptes delfinoi, reptil ini berkerabat dekat dengan tokek berkaki daun di Eropa (Euleptes europaea). Tokek tersebut ditemukan di wilayah pesisir Prancis, Italia dan Tunisia, dan di pulau-pulau Mediterania.
Andrea Villa, salah satu peneliti dalam rilis media mengatakan, penemuan ini unik, karena merupakan salah satu kerangka tokek yang paling lengkap dan tertua dari 66 juta tahun terakhir. Periode yang sama setelah kepunahan massal dinosaurus. Villa merupakan ahli paleotopologi di Institut Catal de Paleontologia Miquel Crusafont di Universitat Autònoma de Barcelona.
"Fosil tokek ini sangat langka dan jarang ada yang terpelihara dengan baik," kata Andrea Villa.
Seperti diketahui, tokek terdiri dari garis keturunan reptil mirip kadal yang sangat beragam dan kuno. "Fosil tokek sangat langka dan jarang terpelihara dengan baik. Kami belum belajar banyak tentang sejarah evolusi mereka sejauh ini, bahkan dari situs kaya seperti Messel dan Geiseltal," kata Villa.
Sementara, mengenai gaya hidup Geiseleptes delfinoi, menurut peneliti belum jelas. Berdasarkan kemiripannya dengan tokek Eropa masa kini, para peneliti berasumsi bahwa, seperti tokek masa kini, ia aktif pada sore dan malam hari. "Geiseltal mungkin bukan habitat yang disukai Geiseleptes di Eosen. Jika tidak, lebih banyak fosil spesies ini akan ditemukan," Villa menambahkan.
Tengkorak Geiseleptes delfinoi ditemukan pada tahun 1933 di situs Eosen Geiseltal di Jerman tengah. Lokasi tersebut merupakan bekas area penambangan batu bara Geiseltal.
Pada awal ditemukan, spesies ini belum teridentifikasi dan disimpan bertahun-tahun hingga tim arkeolog gabungan melakukan penelitian kali ini. Spesies fosil baru ini mewakili spesies tertua yang diketahui dalam garis keturunannya hingga saat ini.
"Awalnya, tokek ini bisa saja berasal dari Afrika," tambah Márton Rabi, ahli paleotopologi di Martin Luther University Halle-Wittenberg dan Institute for Geosciences di University of Tübingen.
"Bagaimanapun, penelitian kami membuktikan bahwa mereka juga hidup di Eropa setidaknya sejak Eosen - 47 juta tahun yang lalu."
Analisis tim menunjukkan bahwa tokek ini adalah salah satu dari sedikit vertebrata yang sudah ada selama fase hangat terakhir Bumi dan telah bertahan sejak itu.
"Mereka tinggal di sini ketika wilayah Jerman saat ini ditutupi dengan hutan subtropis dan ada buaya di Kutub Utara, serta hari ini, dalam kondisi yang lebih dingin dan lebih kering. Itu menunjukkan kemampuan beradaptasi yang sangat hebat," kata Rabi.
Hal itu, menurutnya, menunjukkan kemampuan beradaptasi yang sangat hebat. Namun, perubahan iklim saat itu terjadi selama puluhan juta tahun, sangat kontras dengan pemanasan global saat ini.
"Menurut proyeksi terburuk, jika emisi terus meningkat, Bumi bisa kembali ke kondisi Eosen paling cepat tahun 2100," kata Rabi.