Wanita Cenderung Merasa 'Lebih Dingin' daripada Pria, Ini Penyebabnya

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 11 Juni 2022 | 08:00 WIB
Cuaca dingin. (Nina Massey/ Canberra Times)

Nationalgeographic.co.id—Masing-masing orang punya preferensi berbeda terkait kapan waktu yang tepat untuk menggunakan kipas angin, AC, ataupun selimut. Di negara-negara yang memiliki musim dingin, pengaturan termostat bahkan sering menjadi dasar argumen kantor antara wanita dan pria mengenai suhu yang "benar" untuk disetel.

Di antara pria dan wanita, selalu ada lebih banyak persamaan daripada perbedaan. Akan tetapi penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa wanita lebih menyukai suhu dalam ruangan yang lebih tinggi daripada pria.

Namun apakah ada sains yang mendukung kepercayaan luas bahwa wanita cenderung lebih "merasa dingin" daripada pria?

"Dengan berat badan yang hampir sama, wanita cenderung memiliki lebih sedikit otot untuk menghasilkan panas. Wanita juga memiliki lebih banyak lemak di antara kulit dan otot, sehingga kulit terasa lebih dingin, karena sedikit lebih jauh dari pembuluh darah," tulis Charlotte Phelps, Mahasiswa PhD di Bond University, dan Christian Moro, Profesor Sains & Kedokteran di Bond University, dalam sebuah artikel di The Conversation.

Wanita juga cenderung memiliki tingkat metabolisme yang lebih rendah daripada pria. Hal ini mengurangi kapasitas produksi panas selama paparan dingin sehingga membuat wanita lebih rentan merasa kedinginan saat suhu turun.

Perbedaan hormon antara wanita dan pria juga berpengaruh. Hormon estrogen dan progesteron, yang ditemukan dalam jumlah besar pada wanita, berkontribusi pada suhu inti tubuh dan kulit.

Estrogen melebarkan pembuluh darah di ekstremitas. Ini berarti lebih banyak panas bisa hilang ke udara sekitarnya.

Adapun progesteron dapat menyebabkan pembuluh darah di kulit menyempit, yang berarti lebih sedikit darah yang mengalir ke beberapa area untuk menjaga organ dalam tetap hangat sehingga membuat wanita merasa lebih sejuk. Keseimbangan hormon ini berubah sepanjang bulan bersamaan dengan siklus menstruasi.

"Hormon-hormon itu juga membuat tangan, kaki, dan telinga wanita tetap sekitar tiga derajat Celsius lebih dingin daripada pria," tulis para ilmuwan tersebut.

Suhu inti tubuh tertinggi wanita terjadi pada minggu setelah ovulasi, karena kadar progesteron meningkat. Ini berarti bahwa sekitar waktu ini, wanita mungkin sangat sensitif terhadap suhu luar yang lebih dingin.

Meskipun tangan dan kakinya lebih dingin, wanita memiliki suhu inti rata-rata yang lebih hangat daripada pria. Ini kemungkinan sumber pepatah "tangan dingin, hati hangat".

Baca Juga: Mengapa Udara Dingin Bikin Sering Membuat Kita Ingin Buang Air Kecil?

Baca Juga: Bukan Hanya Kedinginan, 8 Hal Ini Menjadi Penyebab Seseorang Menggigil

Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim: Spesies Serangga Pencinta Panas Kian Meningkat

Fenomena bahwa wanita lebih menyukai suhu yang lebih hangat daripada yang lebih dingin tidak hanya terjadi pada manusia. Studi pada banyak spesies burung dan mamalia melaporkan bahwa para pejantan biasanya berkumpul di daerah yang lebih dingin di mana ada naungan, sementara para betina dan keturunannya tinggal di lingkungan yang lebih hangat di mana ada sinar matahari.

"Kelelawar jantan lebih suka beristirahat di puncak pegunungan yang sejuk dan tinggi, sedangkan kelelawar betina tetap berada di lembah yang lebih hangat," kata para peneliti tersebut.

Mamalia betina mungkin telah mengembangkan preferensi untuk iklim yang lebih hangat untuk mendorong mereka beristirahat dengan keturunannya selama tahap ketika anak-anak tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka sendiri. Jadi perbedaan antara mekanisme penginderaan panas dapat memberikan keuntungan evolusioner.

Jadi bagaimana pasangan pria dan wanita bisa menyepakati suhu yang ideal? "Metode tidur Skandinavia", di mana pasangan tidur dengan selimut terpisah, adalah salah satu cara untuk mengatasi perbedaan preferensi suhu.

Di tempat kerja, sistem kenyamanan pribadi adalah sistem termal yang panas atau dingin dan dapat ditempatkan secara lokal di stasiun kerja individu seperti desktop, kursi, atau di dekat kaki. Contohnya termasuk kipas meja kecil, kursi dan selimut berpemanas, atau penghangat kaki.

Sistem ini memberikan kenyamanan termal individual untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa memengaruhi orang lain di ruang yang sama, dan telah terbukti menghasilkan kepuasan kenyamanan yang lebih tinggi di tempat kerja. Cara-cara itu juga dapat menjadi metode hemat energi untuk menyeimbangkan kenyamanan termal dan kesehatan di lingkungan kantor.