Cara Orang Romawi Memperbaiki Nasib dan Menaiki Tangga Sosial

By Sysilia Tanhati, Selasa, 14 Juni 2022 | 16:00 WIB
Orang dari berbagai tingkat sosial berusaha keras untuk memperbaiki nasib dalam hidup dan menaiki tangga sosial. (Jean-Baptiste Marie Pierre/Christies)

Nationalgeographic.co.id—Romawi kuno mungkin dibayangkan sebagai sebuah masyarakat di mana kaisar, senator, dan bangsawan berada di tingkat teratas. Kemudian di bawahnya masyarakat biasa dan budak.

Tetapi masyarakat Romawi, pada kenyataannya, sangat berlapis. Orang dari berbagai tingkat sosial berusaha keras untuk memperbaiki nasib dalam hidup dan menaiki tangga sosial. Beberapa bahkan berhasil bergabung dengan jajaran terkaya kekaisaran.

Romawi kuno terdiri dari struktur yang disebut hierarki sosial. Ini merupakan pembagian individu ke dalam kelompok dengan peringkat berbeda, tergantung pada pekerjaan dan keluarga mereka. Kaisar berada di puncak struktur ini, diikuti oleh pemilik tanah yang kaya, rakyat jelata, dan para budak. Tentu saja budak merupakan kelas terendah.

Kelas sosial terutama bergantung pada jenis keluarga tempat seseorang dilahirkan. Warga negara Romawi tidak bisa memilih kelas mereka. Anak-anak dari keluarga kaya hampir secara otomatis menjadi bagian dari kelas atas. Sementara anak-anak yang lahir dari orang biasa biasanya tinggal di kelas bawah seumur hidup.

Fakta bahwa orang harus bekerja keras untuk memanjat kelas sosial sering terlupakan. Plinius yang Muda menulis: “Dia mencintai kerja keras seperti biasanya orang miskin”.

Kebanyakan orang bebas di Romawi kuno adalah petani. Buruh tidak terampil yang berada di kota melakukan pekerjaan seperti mengangkut barang. “Lainnya membangun gedung-gedung kekaisaran yang besar, seperti Colosseum,” tulis Jerry Toner di laman The Conversation.

Pekerjaan manual biasanya tidak mendapatkan bayaran yang baik, mungkin sedikit lebih banyak dari pendapatan minimal. Dengan sedikitnya pendapatan, tidak heran jika orang ingin meningkatkan kualitas hidup dan kelas sosial

Cara utama untuk meningkatkan kualitas hidup serta naik ke kelas sosial yang lebih tinggi adalah dengan memperoleh keterampilan. Jika seorang pekerja bisa mempelajari keterampilan baru maka pendapatannya sebagai seorang perajin bisa naik dua kali lipat.

Miliki keterampilan

Jika Anda hidup di zaman Romawi, jangan takut kekurangan pekerjaan terampil. Lebih dari 225 jenis pekerjaan perdagangan terdaftar di batu nisan dan prasasti lainnya. Sebuah surat yang dikaitkan dengan kaisar Hadrian, misalnya, memberi gambaran tentang industri di Alexandria:

“Tidak ada yang menganggur. Beberapa adalah peniup kaca, yang lain pembuat kertas. Ada juga penenun linen. Satu-satunya dewa mereka adalah uang, yang dipuja semua orang.”

Balap kereta yang penuh dengan keterampilan, licik dan rentan terhadap cedera. (Telegraph)

Perempuan juga memainkan peran ekonomi yang penting di kebudayaan Romawi. Namun, mereka hanya bisa melakukan 35 pekerjaan yang terdaftar. “Perbedaan ini menunjukkan bahwa peluang mereka jauh lebih terbatas,” tambah Toner. Para perempuan Romawi bisa bekerja di sektor jasa, memintal wol, membuat perhiasan, melayani di kedai minuman, menata rambut dan membuat serta memperbaiki pakaian.

Perbankan dan perdagangan

Jika seorang Romawi memiliki modal, meminjamkan uang bisa sangat menguntungkan. Salah satu sumber menggambarkan rentenir komersial bersukacita dalam pengumpulan uang yang meningkat dari hari ke hari.

Kegembiraan mereka dapat dimengerti karena bunga 12% biasanya dibebankan untuk pinjaman tanpa jaminan. Bunga pinjaman jangka pendek di masa krisis bisa mencapai 50%. Dan jika peminjam gagal melakukan pembayaran tepat waktu, kreditur memiliki kekuatan hukum yang cukup besar. Mereka bisa menjual semua harta milik debitur – termasuk anak-anaknya – sebagai budak.

Perdagangan adalah bisnis lain yang menguntungkan. Rute pelayaran kekaisaran sibuk dengan kapal yang mengangkut segala macam barang. Ini termasuk anggur, tembikar, minyak zaitun, rempah-rempah, dan budak yang dibutuhkan oleh masyarakat Romawi.

Pasar ikan Romawi di lengkungan Oktavianus. (Albert Bierstadt/M. H. de Young Memorial Museum )

Para aristokrat memandang rendah perdagangan. Pekerjaan ini dianggap berada di bawah kelas mereka. Tetapi itu tidak menghentikan para aristokrat itu untuk menggunakan orang lain untuk menjalankan bisnis berdagang mereka.

Mantan budak sering digunakan dalam peran ini bagi para aristokat. Alasannya mungkin karena mereka bisa lebih dipercaya untuk melakukan apa yang diperintahkan. Dan yang terpenting, menyerahkan sebagian besar keuntungan di akhir kesepakatan.

Orang-orang merdeka ini dengan bangga menegaskan status yang makmur serta bebas, ini tertulis pada prasasti di makamnya. Beberapa mantan budak kaisar menjadi sangat berpengaruh dan kaya, seperti Narcissus. Ia adalah mantan budak Kaisar Claudius pada abad pertama Masehi yang kemudian mengumpulkan kekayaan. Narcissus juga memiliki pengaruh yang cukup besar sebagai orang merdeka.

"Meski memiliki status sebagai orang merdeka, namun mereka tidak pernah sepenuhnya diterima di kalangan elit sosial," imbuh Toner

Liga besar

Jika seorang Romawi ingin menjadi sangat besar dan terkenal, ia harus menjadi seorang selebriti. Salah satunya adalah gladiator yang sukses dipuja oleh orang banyak. Mosaik yang menampilkan gladiator tersebar luas. Mereka adalah topik pembicaraan yang umum. Bahkan botol bayi tanah liat di Pompeii memiliki gambar sosok gladiator. Mungkin sang Ibu berharap agar si Kecil bisa menjadi kuat seperti gladiator.

   

Baca Juga: Bahan Khusus Ini Jadi Kunci yang Membuat Beton Romawi Lebih Tahan Lama

Baca Juga: 'Brexit' Abad ke-5, Kondisi Britania setelah Romawi Angkat Kaki

Baca Juga: Bangsa Romawi Percaya Cermin Pecah Bisa Membawa Petaka, Apa Alasannya?

Baca Juga: Bangsa Romawi Ternyata Tidak Sebersih yang Dibayangkan, Ini Buktinya

    

Meski mendapatkan bayaran yang cukup fantastis, hanya sedikit yang bertahan untuk menikmati usia tua yang nyaman.

Selain itu, menjadi kusir balap kereta juga memiliki kemungkinan untuk terkenal dan berpenghasilan besar. Balap kereta kuda menjadi salah satu tontonan yang disukai oleh orang Romawi.

Kusir paling sukses adalah juara abad kedua Masehi Gaius Appeleius Diocles, dari Lusitania. Selama 24 tahun berkarier, ia berkompetisi di 4.257 balapan, memenangkan 1.462 di antaranya. Penghasilan karirnya mencapai 35.863.120 sesterces – diperkirakan mencapai 15 juta dolar Amerika. Hanya butuh satu juta sesterces untuk memenuhi syarat sebagai senator, jadi dapat dibayangkan seberapa kaya Diocles.

Jadi, butuh kerja keras, kesabaran dan terkadang banyak risiko untuk menaiki kelas sosial di Romawi kuno. Tetapi jika semuanya berjalan baik, orang Romawi bisa naik ke posisi di mana mereka memiliki vila dan banyak uang. Mereka yang mencapainya adalah sebagian yang beruntung.