Nationalgeographic.co.id—Nama, sebuah label untuk merujuk suatu benda dan seseorang. Mengatikan nama dengan objek tertentu menuntut banyak latihan. Bagi bayi, mereka membutuhkan waktu hingga satu tahun untuk mendengar perceakapan hingga pada akhirnya bisa menyebut "ayah" dan "ibu" pada orang tertentu.
Kepandaian ini ternyata bisa dilakukan oleh kucing. Menurut sebuah studi, kucing bisa mengenal nama benda termasuk kucing lain. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Scientific Reports 13 April 2022, berjudul Cats learn the names of their friend cats in their daily lives.
Sebelumnya pada 2021, para ilmuwan telah mempelajari komunikasi hewan (zoosemiotika). Di the Royal Society Open Science, para ilmuwan menemukan bahwa beberapa anjing adalah 'pembelajar kata yang berbakat'. Anjing bisa mengasosiasikan objek dan kata-kata pada tingkat yang setara dengan bayi manusia.
Hal itu bisa diduga karena anjing punya sikap yang menyenangkan bagi manusia. Akan tetapi, bagaimana dengan kucing yang dikenal cuek dengan urusan manusia?
Pada penelitian terbaru, Saho Takagi, peneliti utama dari Azabu University, Jepang, curiga dengan sikap cuek kucing. "Saya ingin tahu orang tahu yang sebenarnya. Kucing tampaknya tidak mendengarkan percakapan orang, tetapi pada kenyataannya, mereka melakukannya," katanya di The Asahi Shimbun.
Dia pernah terlibat dalam penelitian tentang kucing di tahun 2016. Penelitian di jurnal Psychologia itu membuktikan bahwa kucing memahami komunikasi manusia lebih baik daripada kelihatannya yang cuek itu.
Mereka seperti anjing, bisa menggunakan penunjuk dan pandangan manusia untuk mencari makan. Mereka bahkan dapat membedakan antara ekspresi wajah manusia dan keadaan perhatian.
Namun, persepsi kucing jauh lebih tajam daripada bahasa tubuh. Dalam laporan sebelumnya di National Geographic Indonesia, kucing bisa mengetahui nama yang ditetapkan manusia, termasuk nama mereka.
Kemungkinan, bagaimana mereka bisa mengetahui nama yang diberikan padanya, adalah karena terbiasa mendengarnya dan bukan mereka mengenali diri mereka sebagai nama itu. Mereka juga bisa membedakan nama dari kata benda umum seperti 'sisir' atau 'kunci'.
Melansir Big Think, Takagi dan rekan-rekan memandang penelitian ini menunjukkan bahwa kucing menguping percakapan dan mempelajari ucapan manusia. Mereka percaya bahwa ada kemungkinan kucing tidak mengenali nama-nama kucing lain, tetapi mereka juga mempelajari hal yang sesuai dengan nama-nama itu.
Dengan kata lain, mengenali rangkaian kata yang dihasilkan manusia adalah satu hal. Akan tetapi, akan berbeda ketika manusia membicarakan tentang teman kucingnya. Para peneliti berhipotesis bahwa kucing belajar mengasosiasikan nama dengan kucing lain dengan mengamati interkasi antara pemiliknya dan teman kucing mereka.
Takagi dan timnya menguji dua kelompok kucing. Satu kelompok terdiri dari kucing rumahan yang hidup dengan dua kucing lain. Kelompok satunya adalah kucing yang tinggal di penampungan yang di dalamnya mereka telah hidup dan berinteraksi dengan pengunjung secara bebas, serta lebih banyak kucing.