Mengenang Bapak Animasi yang Jenius, namun Berakhir Memilukan

By Galih Pranata, Senin, 27 Juni 2022 | 10:00 WIB
Pertunjukan animasi publik pertama dari Théâtre Optique di Paris pada tahun 1892. (Wikimedia Commons)

Selama beberapa tahun berikutnya, Reynaud menyempurnakan optik teater lebih lanjut. Pada 11 Oktober 1892, ia menandatangani kontrak dengan tempat Musée Grévin, yang memberinya sepuluh persen dari box office di atas gaji bulanan.

Selama pertunjukan, seorang pianis memainkan soundtrack, yang disusun oleh Gaston Paulin, sementara asisten menyuarakan dialog karakter. Beberapa pertunjukan pertama ini menampilkan film Clown et ses chiens, Pauvre pierrot, dan Un bon bock.

Kisah Clown et ses chiens menampilkan badut dan anjing yang melakukan trik, di Pauvre pierrot seekor badut bersaing dengan musisi untuk mendapatkan perhatian kekasih, dan di Un bon bock seorang pelindung tercengang ketika seorang anak laki-laki meminum birnya.

Penonton yang antusias mengantre untuk membayar harga tiket murah untuk menikmati bentuk hiburan baru ini. Tak satu pun dari film-film tersebut melebihi 15 menit, tetapi Reynaud menayangkan tiga film di setiap pertunjukan untuk memperpanjang waktu tayang.

Cara kerja sebuah praxinoscope proyeksi pada tahun 1882. (Wikimedia Commons)

Di tengah kegemilangannya menampilkan animasi pertama di muka bumi, muncul kompetitornya yang membawa film live-action yang lebih riil kepada publik pada 1895.

Sensasi aksi nyata (bukan animasi atau kartun seperti gambaran Reynaud) ini lebih menarik minat publik. Seolah mata publik tertuju kepada film live-action yang dibuat Lumière bersaudara, animasi Reynaud dengan teater optiknya semakin ditinggalkan dan perlahan mengalami kebangkrutan.

Selama awal 1900-an, Reynaud berusaha menciptakan inovasi baru dengan mengerjakan perangkat stéréo-cinéma. Penemuannya adalah kamera yang dapat menangkap momen untuk menciptakan pengalaman menonton tiga dimensi.

Namun, investor tidak melihat adanya peluang bisnis untuk mendapatkan keuntungan dengan karyanya ini, sehingga stéréo-cinéma membuat penemunya semakin miskin dan semakin tertekan.

Setelah menghabiskan banyak uang dan waktu, stéréo-cinéma menjadi penemuan yang percuma dan membuat Reynaud putus asa. Lantas, ia menjadi sosok yang terlupakan.

Pada tahun 1918, Reynaud meninggal setelah bertahun-tahun hidup miskin di panti jompo dan rumah sakit.