Beberapa jenis cahaya ada yang tidak pernah terdistorsi. Dan cara bagi pengamat untuk tidak melihat cahaya terurai yang terdistorsi adalah perlunya perubahan perspektif. Lalu, bagaimana cahaya bisa terdistorsi dan cara kita menemukan perspektif baru?
Para peneliti menjelaskan, cahaya memiliki arus listrik yang arahnya dapat berubah-ubah melintasi medan. Terkadang mereka ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan, dan arah lainnya. Arah medan listrik pada cahaya ada banyak dan tercampur sebagai 'vektor' cahaya.
Baca Juga: Membatasi Cahaya Biru Selama Satu Minggu Dapat Mengatasi Masalah Tidur
Baca Juga: Harapan untuk Pangan: Fotosintesis Buatan Tanpa Sinar Cahaya Matahari
Baca Juga: Rekor Baru, Hubble Mendeteksi Bintang Terjauh yang Pernah Dilihat
Baca Juga: Sains Terbaru: Simpanse Mengobati Luka dengan Mengoleskan Serangga
Hanya homogenitas vektor yang tidak pernah berubah, bahkan jika pola medan listriknya berubah. Soalnya, homogenitas tertanam dalam keadaan "terjerat kuantum" yang memiliki sedikit kesamaan dengan distorsi optik.
"Apa yang kami temukan adalah bahwa sifat vektor adalah atribut tunggal cahaya yang tidak berubah ketika melewati media kompleks apa pun," terang Forbes. "Ini berarti kita memiliki sesuatu yang istimewa yang dapat dimanfaatkan saat menggunakan cahaya untuk komunikasi atau pengindraan."
"Ini adalah aspek khusus dari pola cahaya—bagaimana pola polarisasi terlihat," lanjutnya. "'Polarisasi' hanyalah cara yang bagus untuk menggambarkan arah medan listrik yang membentuk cahaya. Polanya juga terdistorsi, tetapi sifat intrinsiknya (homogen atau tidak homogen) tidak.