Bagaimana Bali Bisa Mengajari Dunia Cara Mengelola Air yang Terbatas

By Utomo Priyambodo, Kamis, 30 Juni 2022 | 12:00 WIB
Lahan sawah di Bali.. (Zika Zakiya)

    

Baca Juga: Sawah Berundak Pulau Dewata

Baca Juga: Ritual Giwu, Sanksi Adat Dijatuhkan Demi Kelestarian Danau Poso

Baca Juga: Air Sawah Mendidih di Purbalingga, Apa Penyebab Fenomena Ini?

Baca Juga: Media Komunikasi Tradisional Jawa-Bali: Instrumen Kentongan dan Bandhe

   

"Pada awalnya, panen meningkat," kata Yérali Gandica dari Cergy Paris University, penulis pertama makalah studi tersebut. "Tetapi dalam beberapa tahun, para petani melaporkan kekacauan dalam bagan-bagan air dan ledakan hama."

Ketika terlalu banyak sawah di daerah yang lebih tinggi tergenang pada saat yang sama, para petani dengan terasering yang lebih rendah mengalami tekanan air. Ketidakharmonisan antar tetangga tumbuh, kerukusan sosial budaya Bali yang dijaga dengan hati-hatiterganggu. Hanya ketika metode tradisional dipulihkan, keseimbangan (sebagian besar) kembali.

"Ini mungkin tampak sebagai pendekatan yang sangat teoretis, tetapi bisa memiliki sisi praktis dalam sistem ekologi manusia-lingkungan yang digabungkan lainnya: Seseorang dapat menghubungkan dengan mudah pola lingkungan yang teramati dengan keseimbangan tekanan – dan dengan demikian mendeteksi titik-titik lemah dalam pengelolaannya," simpul Thurner seperti dilansir EurekAlert!.