Nationalgeographic.co.id—Dalam dunia hewan, kamptozoa dan Bryozoa adalah dua filum invertebrata air kecil. Mereka berkerabat dengan siput dan kerang (secara kolektif disebut moluska), cacing bulu, cacing tanah, dan lintah (secara kolektif disebut annelida), juga cacing pita (nemertea). Tetapi posisi mereka yang tepat di pohon kehidupan, dan seberapa dekat hubungannya dengan hewan-hewan lain ini, selalu membingungkan para ahli biologi evolusi.
Studi sebelumnya secara konsisten memindahkan mereka. Terlebih lagi, meskipun Kamptozoa dan Bryozoa awalnya dianggap satu kelompok, mereka dipisahkan berdasarkan penampilan dan anatomi mereka. Kini, dengan menggunakan teknologi pengurutan mutakhir dan analisis komputasi yang kuat, para ilmuwan dari Okinawa Institute of Science and Technology Graduate University (OIST), bekerja sama dengan rekan-rekan dari Universitas St-Petersburg dan Universitas Tsukuba, mengungkapkan bahwa kedua filum itu berpisah dari moluska dan cacing lebih awal dari studi sebelumnya. Ini berarti mereka memang membentuk kelompok yang berbeda.
"Kami telah menunjukkan bahwa dengan menggunakan data transkriptomik berkualitas tinggi, kami dapat menjawab pertanyaan lama dengan teknik terbaik kami saat ini," kata Dr. Konstantin Khalturin, Ilmuwan Staf di Unit Genomik Laut OIST dan penulis pertama makalah yang diterbitkan di jurnal Science Advances pada 1 Juni 2022 berjudul Polyzoa is back: The effect of complete gene sets on the placement of Ectoprocta and Entoprocta.
Genom adalah set lengkap informasi genetik yang ditemukan di setiap sel. Ini dibagi menjadi gen. Gen-gen ini terdiri dari pasangan basa DNA dan setiap gen berisi instruksi yang diperlukan untuk membuat protein. Dengan demikian, mengarah pada perawatan serta pemeliharaan sel yang tepat.
Untuk instruksi yang akan dilakukan, DNA harus terlebih dahulu ditranskripsi menjadi RNA. Transkriptom adalah hasil dari ini. Layaknya refleksi genom, tetapi ditulis dalam pasangan basa RNA daripada DNA.
Informasi genetik ini berbeda antar spesies. Mereka yang berkerabat dekat memiliki informasi genetik yang sangat mirip. Sementara jarak evolusioner yang lebih besar menghasilkan lebih banyak perbedaan genetik. Dengan menggunakan data ini, para peneliti telah meningkatkan pengetahuan kita tentang evolusi hewan. Sayangnya, ada beberapa pertanyaan masih sulit untuk dijawab.
Karena Kamptozoa dan Bryozoa berkerabat dekat dengan moluska, annelida, dan nemertea, maka diperlukan ketelitian. Sebab, kesalahan kecil dalam kumpulan data atau data yang hilang dapat mengakibatkan penempatan yang salah di pohon evolusi. Selain itu, saat mengumpulkan hewan-hewan kecil ini, terkadang organisme lain mudah terambil. Seperti ganggang misalnya, yang mana hal ini dapat mencemari sampel.
Dr Khalturin menyoroti bahwa mereka berhati-hati untuk menghindari kontaminasi. Kemudian, menyaring dataset mereka bagi RNA ganggang dan hewan kecil. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan apapun yang mungkin berasal dari mereka.
Secara total, para peneliti mengurutkan transkriptom dari empat spesies Kamptozoa dan dua spesies Bryozoa. Tetapi ke tingkat kualitas yang jauh lebih tinggi daripada yang telah dicapai sebelumnya. Sementara dataset masa lalu memiliki kelengkapan 20 hingga 60%, dalam penelitian ini kelengkapan transkriptom lebih dari 96%.
Dengan menggunakan transkriptom ini, mereka memprediksi protein dan membandingkannya dengan data serupa dari 31 spesies lain. Beberapa di antaranya terkait erat dengan Kamptozoa dan Bryozoa, seperti kerang dan bristleworm. Juga lainnya yang lebih jauh, seperti katak, bintang laut, serangga, dan ubur-ubur.
Kumpulan data berkualitas tinggi berarti bahwa mereka dapat membandingkan banyak gen dan protein yang berbeda secara bersamaan. Dr. Khalturin memuji kemampuan komputasi yang kuat yang dapat diakses oleh para peneliti di OIST ini.