Nationalgeographic.co.id—Dengan menggunakan data teleskop lama NOIRLab Source Catalog (NSC) DR2, seorang ilmuwan warga bernama Frank Kiwy telah menemukan 34 bintang kerdil cokelat. Katai cokelat relatif dingin, objek redup yang memiliki ukuran antara planet gas raksasa, seperti Jupiter atau Saturnus, dan bintang mirip Matahari.
Kadang-kadang bintang ini disebut bintang gagal. Itu karena objek ini terlalu kecil untuk mempertahankan reaksi fusi hidrogen pada intinya, tetapi mereka memiliki atribut seperti bintang.
Biasanya, mereka memiliki massa antara 11 dan 80 kali massa Jupiter, dan diklasifikasikan secara spektral menjadi katai tipe M-, L-, T- dan Y. Terlepas dari namanya, mereka memiliki warna yang berbeda.
Bintang ini adalah objek misterius dengan lebih dari 12 kali massa Jupiter dan kurang dari setengah massa matahari. Para ilmuwan telah lama memperdebatkan apakah objek-objek ini lebih seperti bintang atau planet yang sangat besar.
Deteksi baru mungkin membantu menyelesaikan masalah ini. Bahkan dengan teknologi komputasi terbaik, manusia masih memiliki keuntungan untuk menemukan katai cokelat dalam data astronomi, dan di situlah ilmu pengetahuan warga masuk.
"Arsip astronomi modern berisi harta karun data yang sangat besar dan sering kali menyimpan penemuan besar yang menunggu untuk diperhatikan," kata Aaron Meisner, yang membantu memimpin proyek dan merupakan astronom di National Science Foundation's National Optical-Infrared Astronomy Research Laboratory (NOIRLab) dalam pernyataanya.
Banyak katai cokelat kemungkinan akan tampak magenta atau oranye-merah di mata manusia. Akan tetapi karena massa rendah, suhu rendah, dan kurangnya reaksi nuklir internal membuat mereka sangat redup dan sulit dideteksi.
Untuk membantu menemukan bintang katai cokelat baru di lingkungan matahari, para astronom dari proyek sains warga 'Backyard Worlds: Planet 9' sebelumnya telah beralih ke jaringan di seluruh dunia. Itu terdiri dari lebih dari 100.000 ilmuwan warga yang meneliti gambar teleskop untuk mengidentifikasi gerakan halus katai cokelat terhadap latar belakang bintang.
Terlepas dari kemampuan pembelajaran mesin dan superkomputer, mata manusia masih merupakan sumber daya unik dalam hal menjelajahi gambar teleskop untuk objek bergerak.
Baca Juga: Katai Putih Ini Berotasi Tercepat yang Pernah Ditemukan Astronom
Baca Juga: Bintang Gagal: Keistimewaan Si Katai Cokelat yang Sulit Dipahami