Fosil Bermata Tiga Mengubah Pemahaman Kita tentang Evolusi Serangga

By Ricky Jenihansen, Rabu, 13 Juli 2022 | 15:00 WIB
Rekonstruksi S. hirpex di atas spesimen fosil. (Sabrina Cappelli/Museum Royal Ontario)

Nationalgeographic.co.id—Penemuan fosil otak makhluk mirip udang bermata tiga memberikan wawasan baru tentang evolusi otak arthropoda. Makhluk yang berenang di lautan 500 juta tahun yang lalu bernama Stanleycaris hirpex, digambarkan sebagai 'sebuah mimpi buruk'.

Deskripsi lengkap temuan tersebut telah diterbitkan di Current Biology dengan judul "A three-eyed radiodont with fossilized neuroanatomy informs the origin of the arthropod head and segmentation."

Dijelaskan, makhluk ini memiliki dua mata 'pada batangnya', dengan sepertiga di tengah kepalanya. Terdapat mulut melingkar yang tampak kuat dengan gigi, dan cakar depan dengan deretan duri yang mengesankan.

Stanleycaris hidup selama 'ledakan' Kambrium, yaitu periode evolusi yang cepat ketika sebagian besar kelompok hewan utama muncul dalam catatan fosil. Itu milik cabang kuno yang sudah punah dari pohon evolusi artropoda yang disebut Radiodonta, yang berkerabat jauh dengan serangga dan laba-laba modern.

Terlepas dari penampilan aneh Stanleycaris, isi kepalanyalah yang paling membuat para ilmuwan bersemangat. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 250 spesimen fosil Stanleycaris yang berusia 506 juta tahun, mereka menemukan bahwa otak dan sistem saraf pusat masih tersimpan dalam 84 fosil.

Mereka menunjukkan bahwa otak Stanleycaris terdiri dari dua segmen. Bukan tiga seperti serangga masa kini, dan itu memberikan wawasan baru pada evolusi otak arthropoda, penglihatan, dan struktur kepala.

Fosil Stanleycaris dikumpulkan dari Burgess Shale. Situs itu merupakan deposit yang mengandung fosil yang tersingkap di Canadian Rockies of British Columbia pada 1980-an dan 90-an.

Jarang sekali ditemukan fosil jaringan lunak. Sebagian besar fosil adalah tulang atau bagian tubuh yang keras seperti gigi atau kerangka luar, sedangkan otak dan saraf terbuat dari zat seperti lemak yang biasanya tidak dapat bertahan hidup.

"Sementara fosil otak dari Periode Kambrium bukanlah hal baru, penemuan ini menonjol karena kualitas pelestarian yang menakjubkan dan jumlah spesimen yang banyak," kata penulis utama, Joseph Moysiuk kepada Daily mail.

Penelitimenunjukkan bahwa otak Stanleycaris terdiri dari dua segmen. (Royal Ontario Museum)

Moysiuk yang merupakan Kandidat PhD Universitas Toronto yang berbasis di Royal Ontario Museum juga mengatakan, "Kami bahkan dapat melihat detail halus seperti pusat pemrosesan visual yang melayani mata besar dan jejak saraf yang memasuki pelengkap."

Menurutnya, detailnya sangat jelas, sehingga mereka seolah-olah sedang melihat seekor binatang yang mati kemarin.