Nationalgeographic.co.id—Hutan hujan wilayah Sungai Amazon Amerika Selatan terus menyusut. Mirisnya, sungai itu sendiri sekarang menghadirkan bukti bahaya lain: eksploitasi berlebihan pada ikan air tawarnya.
Keanekaragaman hayati spesies air tawar Sungai Amazon kini sedang berada di bawah tekanan penangkapan ikan yang berlebihan, menurut pemeriksaan pan-Amazon skala besar pertama yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan internasional dan dipimpin oleh para peneliti Cornell University.
Temuan mereka –berdasarkan pemeriksaan beberapa dekade pendaratan perikanan (tempat seperti pelabuhan di mana nelayan meninggalkan tangkapan mereka) catatan dari Brasil dan Peru– menunjukkan tekanan yang mengancam kemampuan kawasan itu untuk menyediakan protein dan nutrisi penting lainnya. Laporan hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B.
"Kami melihat penurunan spesies-spesies bertubuh besar," kata Sebastian Heilpern, seorang Cornell Presidential Postdoctoral Fellow yang peneliti utama dalam studi ini. Dalam studi ini dia bekerja dengan Peter McIntyre, associate professor, dan Alex Flecker, profesor, keduanya di College of Agriculture and Life Sciences.
"Spesies-spesies bertubuh besar lebih rentan, karena mereka lebih lambat berkembang. Saat (jumlah) mereka menurun, kami melihat mereka juga tergantikan oleh spesies-spesies yang lebih kecil," kata Heilpern seperti dilansir EurekAlert!. "Pola ini konsisten dengan eksploitasi yang berlebihan."
Heilpern menjelaskan bahwa ketika spesies-spesies ikan terganti, panen dapat dipertahankan. Namun pada akhirnya, bukti dari model ilmiah menunjukkan bahwa panen bisa runtuh.
"Penipisan keanekaragaman hayati ikan yang terus berlanjut mengurangi kumpulan spesies kompensasi," katanya, "semakin mengurangi ketahanan perikanan."
Baca Juga: Hari Sungai Nasional Berawal dari Peraturan Pemerintah tentang Sungai
Baca Juga: Banyak Sungai di Dunia Telah Berubah dan Manusia adalah Pelakunya
Baca Juga: Penemuan Sabuk Sungai Membantu Para Ilmuwan Memahami Sungai Purba
Penangkapan ikan yang berlebihan menguras tabungan kelestarian alam dan keamanan biologis yang ditemukan dalam keanekaragaman. "Ada kumpulan spesies ikan yang mampu mengkompensasi hilangnya satu spesies," kata Heilpern.
"Tetapi karena kumpulan itu habis, kita mengalami kehilangan potensi kompensasi. Ini menunjukkan bahwa keberlanjutannya menurun."
Sungai Amazon adalah salah satu ekosistem air tawar yang paling produktif dan beragam di planet ini, menurut makalah studi tersebut. Orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut memiliki tingkat konsumsi ikan tertinggi di dunia, sekitar 110 pon per orang per tahun.
Persentase stok ikan air tawar dengan tingkat yang berkelanjutan secara biologis adalah 90% pada tahun 1990, menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) tahun 2020. Keberlanjutannya, bagaimanapun, telah turun menjadi 65,8% pada tahun 2017.
Di Sungai Amazon, pemantauan, penegakan peraturan, dan tata kelola yang lebih baik diperlukan untuk mempertahankan perikanan, saran makalah studi tersebut. "Selain itu, perluasan kawasan lindung dapat mempertahankan habitat yang sangat penting bagi banyak spesies ikan," kata Heilpern.