Ekspedisi Memetakan Potensi Wisata Susur Sungai di Indonesia

By Utomo Priyambodo, Selasa, 19 Juli 2022 | 09:00 WIB
Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 telah dimulai. Para paddler mulai menyusuri sungai legendaris yang membentang di dua provinsi itu. (MEBS 2022/SUP.ID)

Nationalgeographic.co.id—Salah satu tujuan dari Misi Eksepedisi Bengawan Solo 2022 yang digelar oleh Stand Up Paddle Indonesia (SUP.ID) sejak pertengahan Juli ini adalah memetakan potensi wisata susur sungai di sana. Bengawan Solo, salah satu sungai legendaris di Indonesia, disebut memiliki panjang hingga 600 kilometer. Ekspedisi yang ditargetkan bakal rampung pada pertengahan Agustus ini akan menempuh jarak setidaknya tiga perempat dari pajang tersebut.

Ketua Umum SUP.ID, Heriyanto 'Bob', mengatakan bahwa sungai potensi wisata susur sungai di Indonesia sangatlah besar. "Masih terbuka sekali," katanya.

"Objektif yang akan dicapai Misi Ekspedisi Bengawan Solo adalah membuat rekomendasi terkait dengan peningkatan potensi pariwisata sungai melalui pemberdayaan desa-desa wisata. Mudah-mudahan kita bisa membuat rekomendasi yang positif untuk peningkatan potensi ini, ujar Bob dalam acara #BerbagiCerita dengan tajuk Peluang Wisata Susur Sungai yang diadakan oleh Saya Pejalan Bijak bersama SUP.ID pada Jumat, 15 Juli 2022.

"Saat kita bicara wisata minat khusus terkait sungai, yang langsung terpikir adalah wisata arum jeram atau rafting. Terus selanjutnya yang sekarang cukup populer adalah river tubing," kata Bob.

Bob menegaskan, dengan banyak dan beragamnya sungai di Indonesia, banyak pula potensi wisata yang bisa dilakukan di sungai. "Potensinya masih besar dengan catatan kita tidak perlu banyak infrastruktur yang dicukupi di awal untuk bisa membuka wisata sungai. Kata cukup menjaganya dan membuat tempat itu tetap alami. Ini yang menjadi PR besar bagi kita, para pejalan, untuk bisa sama-sama menularkan semagat menjaga kelestarian sungai ini."

Ermiko Effendi, salah satu paddler sekaligus Penanggung Jawab Pelaksana Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022, juga menyatakan hal senada. "Bagi saya orang yang tinggal di Jakarta, melihat pemandangan di bantaran Bengawan Solo ini sudah cukup menenangkan." Ada domba sedang makan hamparan rumput yang hijau sekali. Kemudian ada aliran sungai yang suaranya juga enak di telinga. Lalu udaranya sejuk, beber Miko, sapaan Ermiko.

Miko menuturkan bahwa Misi Ekspedisi Bengawan Solo ini adalah upaya pemulihan ekonomi pascapandemi melalui peningkatan potensi pariwisata di Indonesia. "Tentu saja jika bicara tentang pemulihan ekonomi pascapandemi, manurut kami salah satu yang perlu didorong untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi khususnya di level tapak, di daerah-daerah, adalah pariwisatanya.

Empat paddler berbaju hitam di depan akan menjelajahi Sungai Bengawan Solo sejauh 462 kilometer. (Utomo Priyambodo/National Geographic Indonesia)

Seperti yang dikatakan Bob, Miko juga memaparkan bahwa ada wisata-wisata yang tanpa harus menitikberatkan pada akomodasi, tapi tetap bisa jalan. Salah satunya adalah wisata minat khusus di sekitar sungai ini.

"Seperti pengarungan dan sebagainya. Karena wisata minat khusus misalkan susur sungai, arum jeram, dan sebagainya yang dibutuhkan adalah sungai itu sendiri. Artinya, di Bengawan Solo ini potensinya sangat luar biasa ketika kita bicara tentang potensi sungainya, lebih khusus untuk pariwisata."

Miko menjelaskan bahwa Sungai Bengawan Solo membentang ratusan kilometer mengiris dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lebar sungainya rata-rata 50-60 meter. Jadi, sangat luas. Lokasi sungai ini juga relatif dekat dengan pusat kota.

"Setidaknya perjalanan dari Jakarta menuju Solo juga banyak pilihannya, mulai dari jalan tol juga aksesnya cepat sekali. Delapan jam kita bisa akses lah dari Jakarta. Pesawat juga ada. Inilah yang kemudian menjadi fokus kita."