Fosil Baru Ini Ungkap Kebalikan Transisi Evolusi Ikan Purba Tiktaalik

By Wawan Setiawan, Sabtu, 30 Juli 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi Qikiqtania wakei (tengah) di dalam air dengan sepupunya yang lebih besar, Tiktaalik roseae. (Alex Boersma)

Nationalgeographic.co.id - Tiktaalik adalah genus monospesifik dari sarcopterygian (ikan bersirip lobus) yang punah dari Periode Devon Akhir, sekitar 375 juta tahun yang lalu.

Sebuah meme belum lama ini beredar secara daring selama pandemi yang menampilkan Tiktaalik roseae, "fishapod" ikonik berkaki empat yang pertama kali melakukan transisi dari air ke darat 375 juta tahun yang lalu.

Sebagian besar meme bervariasi menunjukkan Tiktaalik menjulurkan kepalanya keluar dari air dan siap merangkak ke darat. Sementara tangan di luar bingkai mengancamnya dengan tombak. Leluconnya adalah bahwa kita yang lelah oleh dunia modern berharap kita bisa kembali ke masa lalu, mengusirnya kembali ke air, dan menghentikan evolusi di jalurnya. Sehingga menyelamatkan diri kita dari perang, wabah penyakit, dan meme internet saat ini.

Ternyata, salah satu kerabat dekat Tiktaalik melakukan hal itu. Ia memilih untuk kembali tinggal di perairan terbuka daripada merambah ke darat.

Sebuah studi baru dari laboratorium Neil Shubin, yang ikut menemukan Tiktaalik pada tahun 2004, menggambarkan spesies fosil yang sangat mirip dengan Tiktaalik tetapi memiliki fitur yang membuatnya lebih cocok untuk hidup di air daripada sepupunya yang suka berpetualang di darat.

Qikiqtania wakei kecil panjangnya hanya 76 sentimeter. Dibandingkan dengan Tiktaalik, yang bisa tumbuh hingga 274 sentimeter. Fosil baru ini mencakup sebagian rahang atas dan bawah, bagian leher, dan sisik. Yang paling penting, ia juga memiliki sirip dada lengkap dengan tulang humerus. Namun perbedaannya, ia tidak memiliki tonjolan yang menunjukkan di mana otot dan persendian akan berada pada anggota badan yang diarahkan untuk berjalan di darat. Sebaliknya, lengan atas Qikiqtania halus dan melengkung. Ia lebih cocok untuk kehidupan mendayung di bawah air. Keunikan tulang lengan Qikiqtania menunjukkan bahwa ia kembali mengayuh air setelah nenek moyangnya mulai menggunakan pelengkapnya untuk berjalan.

CT scan sirip dada Qikiqtania tertanam di batu. (Tom Stewart)

"Awalnya kami mengira itu adalah Tiktaalik remaja, karena lebih kecil dan mungkin beberapa dari proses itu belum berkembang," kata Shubin. "Tapi humerus itu halus dan berbentuk bumerang, dan tidak memiliki elemen yang mendukungnya mendorong ke atas. Ini sangat berbeda dan menunjukkan sesuatu yang baru."

Makalah temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Nature pada 20 Juli 2022 dengan judul "A new elpistostegalian from the Late Devonian of the Canadian Arctic".

Shubin, yang merupakan Robert R. Bensley Distinguished Service Professor of Organismal Biology and Anatomy di University of Chicago, menemukan masa fosil sebelum Tiktaalik ditemukan. Fosil itu ditemukan di sebuah situs sekitar satu mil timur di selatan Pulau Ellesmere di wilayah Nunavut di utara Arktika, Kanada. Nama Qikiqtania berasal dari kata Inuktitut Qikiqtaaluk atau Qikiqtani, nama tradisional daerah tempat situs fosil itu berada. Penunjukan spesies wakei untuk mengenang mendiang David Wake, ahli biologi evolusi terkemuka dari University of California di Berkeley.

 Baca Juga: Fosil Ikan Purba Berkaki Ungkap Bagaimana Sirip Menjadi Tangan

 Baca Juga: Penemuan Fosil Reptil Pemanjat Pohon Tertua Berusia 305 Juta Tahun