VAR dalam Sepak Bola Tidak Cukup Tepat untuk Membuat Keputusan Offside

By Ricky Jenihansen, Minggu, 24 Juli 2022 | 15:00 WIB
teknologi Video Assistant Referee (VAR) dalam sepak bola tidak cukup tepat untuk memberikan penilaian yang akurat setiap saat. (Sky Sport)

Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru menunjukkan bahwa teknologi Video Assistant Referee (VAR) dalam sepak bola tidak cukup tepat untuk memberikan penilaian yang akurat setiap saat. Meski sejumlah penelitian juga menunjukan VAR dapat mencegah pelanggaran dalam sepak bola.

VAR adalah prosedur bantuan teknologi untuk membantu asisten wasit meninjau tayangan ulang sebuah insiden dalam permainan sepak bola, sebagai bahan pertimbangan untuk wasit utama.

VAR diperkenalkan ke sepak bola pada tahun 2018 untuk membantu wasit meninjau keputusan untuk gol, kartu merah, penalti, dan offside. Teknologi ini menggunakan cuplikan film dari kamera sisi lapangan.

Itu berarti bahwa operator VAR dapat melihat aksi dari sudut yang berbeda. Kemudian memberikan penilaian mereka atas insiden kepada wasit kepala untuk membuat keputusan akhir.

Namun, akurasi dan penerapan VAR juga dipertanyakan oleh beberapa ahli. Kritikus berpendapat bahwa VAR menghambat aliran permainan. Namun beberapa penelitian menunjukkan itu telah mengurangi jumlah pelanggaran, offside, dan kartu kuning.

Pooya Soltani, peneliti University of Bath mengatakan, VAR sangat berguna dalam membantu wasit membuat keputusan yang akurat. "Tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa itu memiliki batasan yang pasti," kata Soltani seperti dilansir Sci-News.

Dalam studi tersebut, Soltani menggunakan sistem penangkapan gerak optik untuk menilai keakuratan sistem VAR. Dia memfilmkan pemain yang menerima bola dari rekan setimnya. Dilihat dari sudut kamera yang berbeda, sambil merekam posisi 3D bola dan pemain menggunakan kamera optical motion capture.

Seorang asisten wasit dengan bendera. (Chiraphat Phaungmala)

Peserta yang melihat klip diminta untuk menentukan momen tendangan yang tepat dan menilai apakah penerima bola berada dalam posisi offside. Peneliti menemukan bahwa, rata-rata, para peserta mengira bola ditendang 132 milidetik kemudian, seperti yang diukur oleh kamera gerak optik.

Dia juga menemukan bahwa peserta lebih akurat dalam penilaian mereka ketika aksi dilihat pada sudut 0 dan 90 derajat, dan ketika garis panduan VAR hadir.

"Frame rate dan resolusi kamera yang digunakan dalam VAR terkadang tidak mengikuti gerakan cepat, artinya terkadang pemain atau bola tidak jelas," kata Soltani.

Baca Juga: Kisah Fanatisme Sepak Bola Korea, 'Son Heung-Min Adalah Segalanya'