Tingkah Aneh Pythagoras pada Kacang Fava Menjadi Penyebab Kematiannya?

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 25 Juli 2022 | 14:00 WIB
Naskah Prancis dari tahun 1512/1514, menunjukkan Pythagoras memalingkan wajahnya dari kacang fava dengan jijik. (Ancient Origins)

Nationalgeographic.co.id—Seorang filsuf Yunani kuno lonia, Pythagoras (570-495 SM) secara luas dikenal dengan banyak penemuannya di bidang matematika dan ilmiah dasar. Ia adalah seorang vegetarian, akan tetapi ia dan pengikutnya sangat menghindari kacang fava (kara oncet).

“Ada legenda yang mengatakan Pythagoras mengambil waktu dari jadwal sibuknya untuk menjelaskan kepada seekor lembu bahwa ia tidak boleh makan kacang lagi,” terang Sahir Pandey, dilansir dari laman Ancient Origins.

Sahir menjelaskan, cerita tersebut terjadi ketika beberapa gembala yang melihat kejadian tersebut terkikik dan mempertanyakan kewarasan Pythagoras. Namun mereka terkejut ketika lembu tersebut benar-benar berhenti memakan kacang.

“Bukan hanya itu, tetapi lembu itu, dengan pola makan tanpa kacangnya yang baru, hidup sampai usia tua yang sangat matang, jauh melampaui masa hidup lembu lainnya, memperoleh status suci,” imbuhnya.

Pythagoras mengajarkan kepada  pengikutnya tidak hanya menghindari kacang saja. Para pengikutnya tidak boleh menggunakan jalan umum, membuat roti, memakai sepatu kiri di depan kaki kanan, berbicara tentang ketuhanan, mengenakan pakaian putih atau wol, dan melakukan perilaku seksual apapun. Konon. Mereka yang melanggar akan diperlakukan seolah-olah mereka sudah mati.

Salah satu dari banyak kontribusi teoritisnya termasuk 'metempsychosis', yang sebagian besar percaya pada perpindahan jiwa, bahwa setiap jiwa adalah abadi. Setelah kematian, jiwa ini masuk ke dalam tubuh baru, manusia atau hewan. Ini mungkin menjelaskan keengganannya pada daging, sehingga ia bisa menghindari skenario memakan orang yang dicintai tanpa sadar.

Untuk menguji teorinya, Pythagoras memperoleh beberapa biji dan menguburnya, menunggu mereka tumbuh selama beberapa minggu. ”Rupanya, ketika ia menggalinya lagi, mereka terlihat seperti janin manusia! ia menyimpulkan bahwa makan kacang sama saja dengan perilaku kanibal, karena mengandung 'jiwa orang mati',” ungkap Sahir.

Pythagoras: Seorang Jenius Pra-Kedokteran?

Aristoteles pernah menuliskan beberapa alasan mengapa Pythagoras melarang mengkonsumsi kacang Fava. “Baik karena mereka memiliki bentuk seperti buah zakar. Atau karena mereka menyerupai gerbang neraka, karena mereka sendiri tidak memiliki engsel. Atau lagi karena mereka merusak, atau karena mereka menyerupai sifat alam semesta. Atau karena digunakan untuk undian,” ujarnya.

Namun, para sarjana modern percaya bahwa ia mungkin telah melakukan sesuatu, dan bukan hanya seorang pemimpin sekte yang memaksa pengikutnya untuk mematuhi kekhasannya.

Bagi banyak orang, kacang fava segar bisa menjadi racun, kondisi umum yang diturunkan secara genetik yang disebut favisme, yang menjadi bagian dari leksikon ilmu kedokteran hanya setelah tahun 60-an.

Diogenes mengusulkan agar Pythagoras menolak favas karena menyebabkan perut kembung yang mengganggu pikiran, dengan mengatakan, “Seseorang harus berpantang dari kacang fava, karena mereka penuh dengan angin dan mengambil bagian dalam jiwa, dan jika seseorang menghindarinya, perutnya akan tenang. dan mimpi seseorang akan menjadi lebih tenang.”