Dunia Hewan: Pertumbuhan Trilobita Purba Mirip Krustasea Laut Modern

By Wawan Setiawan, Kamis, 28 Juli 2022 | 13:00 WIB
Trilobite eatoni Triarthrus, panjang 11 mm, ditemukan di Frankfort Shale, New York, AS. (Dwergenpaartje, Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Artropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan. Trilobita adalah artropoda laut punah yang menjelajahi lautan dunia sekitar 520 juta tahun lalu. Tak lama setelah awal periode Kambrium, hidup melalui sebagian besar Era Palaeozoikum, selama hampir 300 juta tahun. Hingga pada akhirnya punah 250 juta tahun lalu, di akhir periode Permian.

Biasanya, hanya kerangka yang ditemukan sebagai fosil, dan jarang yang lengkap. Kerangka menutupi sisi atas tubuh dan memiliki kepala (cephalon) juga ekor (pygidium) yang dipisahkan oleh toraks yang fleksibel dan bersendi.

Seperti banyak hewan invertebrata yang hidup saat ini, termasuk krustasea, laba-laba, dan serangga, trilobita adalah termasuk dalam filum Arthropoda. Ahli geologi tahu bahwa mereka adalah hewan laut karena bebatuan tempat mereka ditemukan dan jenis fosil lain yang terkait dengannya. Menurut studi baru, trilobita mungkin telah tumbuh dengan cara yang sama dan mencapai usia yang sama dengan usia krustasea yang masih ada saat ini.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Paleobiology pada 25 Juli, para peneliti dari University of British Columbia dan Uppsala University menemukan hal menarik dari hewan ini. Trilobite Ordovician Triarthrus eatoni, sekitar 450 juta tahun yang lalu mencapai panjang di atas 4 cm dalam waktu sekitar 10 tahun. Dengan kurva pertumbuhan yang sangat mirip dengan krustasea kecil yang tumbuh lambat.

Makalah hasil kajian tersebut diberi judul Reassessing growth and mortality estimates for the Ordovician trilobite Triarthrus eatoni.

"T. eatoni hidup di lingkungan rendah oksigen mirip dengan krustasea yang masih ada yang terpapar kondisi hipoksia. Ini menunjukkan tingkat pertumbuhan yang rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di bawah kondisi yang lebih banyak oksigen," kata Daniel Pauly, penulis dan peneliti utama inisiatif Sea Around Us UBC. "Lingkungan rendah oksigen membuat lebih sulit bagi water-breathers untuk tumbuh, dan menambah kesulitan bernapas melalui insang. Sebagai permukaan 2D, tidak dapat mengikuti pertumbuhan tubuh 3D mereka. Jadi, dalam kondisi hipoksia, mereka harus tetap kecil jika mereka ingin mempertahankan fungsi tubuh mereka yang lain."

Manajer koleksi palaeontologi Dr Matthew McCurry memegang spesimen fosil trilobita. Trilobita dapat berkisar dalam ukuran dari milimeter hingga beberapa sentimeter. (Abram Powell © Australian Museum)

Dalam kasus trilobita, eksopoda mereka—cabang eksternal di bagian atas anggota badan mereka—berfungsi sebagai insang. Dengan demikian, hewan purba ini memiliki kendala pertumbuhan yang serupa dengan rekan-rekan modern mereka.

Untuk mencapai kesimpulan ini, Pauly dan rekannya dari Universitas Uppsala, ahli paleontologi James Holmes, menggunakan analisis data frekuensi panjang. Mereka juga memakai metode yang dikembangkan dalam ilmu perikanan dan biologi kelautan untuk mempelajari pertumbuhan ikan dan invertebrata yang tidak memiliki tanda fisik yang menunjukkan usia mereka.

Informasi untuk melakukan analisis mereka diperoleh dari publikasi sebelumnya. Di mana  informasi tentang distribusi frekuensi panjang dari 295 fosil trilobite yang sangat diawetkan telah dikumpulkan di 'Beecher's Trilobite Bed' di Negara Bagian New York.

   

Baca Juga: Dunia Hewan: Bangau Raksasa Terbang di Pulau Manusia Hobbit Indonesia