Cangkir Kopi Ungkap Pembunuhan pada 1975, Pelakunya Kini Sudah Lansia

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 30 Juli 2022 | 12:00 WIB
David Sinopoli (kanan) ditangkap dan didakwa tahun ini atas pembunuhan tahun 1975 terhadap Lindy Sue Biechler (kiri). (Lancaster County District Attorney's Office)

Nationalgeographic.co.id—David Sinopoli, seorang pria lansia berusia 68 tahun, ditangkap dan dihukum karena kejahatannnya sewaktu muda. Ia baru-baru ini ditangkap atas pembunuhan pada tahun 1975.

Cangkir kopi yang dibuang di tempat sampah bandara telah membantu pengungkapan kasus mandek (cold case) yang terkenal di Lancaster County, Pennsylvania, itu. David Sinopoli, ditangkap Minggu pagi lalu dan didakwa atas pembunuhan Lindy Sue Biechler pada tahun 1975.

Kisah ini adalah contoh terbaru dari kecanggihan situs tes dan silsilah DNA yang mampu membongkar kasus kejahatan. Bahkan kasus-kasus kejahatan yang sebelumnya tidak terpecahkan karena kurangnya bukti selama puluhan tahun.

"Kasus ini terselesaikan dengan menggunakan DNA dan khususnya silsilah DNA dan sejujurnya tanpa itu, saya tidak tahu apakah kami akan pernah menyelesaikannya," ujar Heather Adams, Jaksa Wilayah Lancaster, dalam konferensi pers awal pekan lalu.

Pada tanggal 5 Desember 1975, Biechler yang berusia 19 tahun ditemukan tewas di apartemennya oleh bibi dan pamannya dengan 19 luka tusukan dan sebilah pisau menancap di lehernya. Bukti-bukti telah diambil dari tempat kejadian dan mengandung jejak genetik si pembunuh. Namun butuh waktu lebih dari beberapa dekade sampai bukti DNA cukup andal untuk digunakan dalam kasus kriminal.

Siapa yang menikam Bichler sampai mati di apartemennya?

Pada tahun 1997, polisi mengirim pakaian dalam yang dikenakan oleh Biechler pada saat pembunuhan ke laboratorium khusus. Tidak hanya mendapatkan profil genetik laki-laki tak dikenal, mereka juga menemukan jejak air mani. Namun, pada saat itu, DNA dari air mani itu tidak cocok dengan siapa pun di database genetik.

"Kenyataannya adalah David Sinopoli tidak ada dalam radar kami. Tak satu pun dari banyak petunjuk selama bertahun-tahun yang mempertimbangkan dia sebagai tersangka yang mungkin," tambah Adams seperti dilansir IFLScience.

Baca Juga: Terbungkus Abu Vulkanis, Peneliti Ungkap Analisis DNA Korban Vesuvius

Baca Juga: 'Tak Ada Luka yang Terlihat': Misteri 22 Remaja Tewas di Kelab Malam

Baca Juga: Teknik Ilmuwan Dapatkan DNA dari Acar Ular yang Berumur Puluhan Tahun

Bertahun-tahun berlalu tanpa jawaban, tetapi pada 2019, bukti genetik dikirim ke Parabon NanoLabs, yang berhasil mengungkap karakteristik tersangka termasuk warna kulit, warna mata, dan warna rambut. Yang terpenting, bukti genetik itu juga menunjukkan bahwa pemilik DNA kemungkinan memiliki keturunan yang terkait dengan Gasperina, sebuah kota di wilayah Calabria di Italia selatan.