Nationalgeographic.co.id—Data baru dari observatorium sinar-X Chandra Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukan gelembung sinar-X yang terletak di sekitar bintang Zeta Ophiuchi. Bintang itu terletak sekitar 440 tahun cahaya di konstelasi Ophiuchus.
Laporan lengkap telah diterbitkan para astronom di jurnal Astronomy & Astrophysics dengan judul "Thermal emission from bow shocks. II. 3D magnetohydrodynamic models of zeta Ophiuchi" belum lama ini. Publikasi itu merupakan jurnal akses terbuka yang dapat diperoleh secara daring.
Untuk diketahui, observatorium sinar-X Chandra adalah satelit yang diluncurkan oleh NASA pada tanggal 23 Juli 1999. Satelit ini dinamai dari ahli fisika India-Amerika Serikat, Subrahmanyan Chandrasekhar.
Observatorium Chandra adalah salah satu dari empat Observatorium Besar NASA. Tiga lainnya adalah teleskop luar angkasa Hubble, observatoriun sinar gamma Compton, dan teleskop luar angkasa Spitzer.
Sementara, zeta Ophiuchi adalah bintang biru yang sangat masif, panas, dan terang yang pernah memiliki pasangan bintang yang meledak sebagai supernova.
Bintang zeta juga dikenal sebagai HD 149757, HR 6175, atau IRAS 16343-1028. Bintang ini sekitar 20 kali lebih masif dan 65.000 kali lebih bercahaya daripada Matahari.
Jika tidak dikelilingi oleh begitu banyak debu, itu akan menjadi salah satu bintang paling terang di langit dan tampak biru bagi mata. Zeta Ophiuchi kemungkinan pernah menjadi bagian dari sistem biner dengan pasangan yang lebih masif.
Diyakini bahwa ketika pasangan bintang meledak sebagai supernova, meledakkan sebagian besar massanya, Zeta Ophiuchi tiba-tiba dibebaskan dari tarikan pasangannya dan ditembakkan seperti peluru yang bergerak 161.000 km per jam (100.000 mph).
Data inframerah yang dirilis sebelumnya dari Teleskop Luar Angkasa Spitzer NASA mengungkapkan gelombang kejut spektakuler. Gelombang itu dibentuk oleh materi yang terhempas dari permukaan bintang dan menabrak gas di jalurnya.
Data baru dari Chandra, dihasilkan oleh gas yang telah dipanaskan oleh efek gelombang kejut hingga puluhan juta derajat.
Dalam sebuah studi baru tersebut, Samuel Green dari Dublin Institute for Advanced Studies dan rekan-rekannya melakukan penyelidikan komputasi terperinci. Penyelidikan tersebut merupakan yang pertama dari kejutan busur Zeta Ophiuchi.