Kerabat Dekat Panda Raksasa Hidup di Eropa 5,5 Juta Tahun Lalu

By Ricky Jenihansen, Rabu, 3 Agustus 2022 | 10:00 WIB
Rekonstruksi kehidupan Agrirctos nikolovi. (Velizar Simeonovski)

Selama zaman Miosen, kemungkinan besar mereka mengonsumsi makanan vegetarian, tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada bambu.

Fosil rumput pokok yang menopang panda modern jarang ditemukan di Eropa. Khususnya, pada Miosen akhir Bulgaria, catatan fosil dan tonjolan giginya tidak tampak cukup kuat untuk menghancurkan batang kayu.

Sebaliknya, kemungkinan memakan bahan tanaman yang lebih lembut. Itu sejalan dengan tren umum menuju peningkatan ketergantungan pada tanaman dalam sejarah evolusi kelompok ini.

Berbagi lingkungan mereka dengan pemangsa besar lainnya kemungkinan mendorong garis keturunan panda raksasa menuju vegetarisme.

"Kemungkinan persaingan dengan spesies lain, terutama karnivora dan mungkin panda lain, menjelaskan spesialisasi makanan panda raksasa yang lebih dekat dengan makanan nabati dalam kondisi hutan yang lembab," kata Profesor Spassov.

Mereka kemungkinan memakan bahan tanaman yang lebih lembut (Pixabay)

Publikasi mereka berspekulasi bahwa gigi A. nikolovi tetap memberikan pertahanan yang cukup terhadap pemangsa. Selain itu, gigi taringnya sebanding dengan ukuran panda modern, menunjukkan bahwa mereka termasuk hewan yang berukuran sama atau hanya sedikit lebih kecil.

Para penulis mengusulkan bahwa A. nikolovi mungkin telah punah sebagai akibat dari perubahan iklim. Mungkin karena 'krisis salinitas Messinia' -suatu peristiwa di mana cekungan Mediterania mengering, secara signifikan mengubah lingkungan terestrial di sekitarnya.

"Panda raksasa adalah kelompok beruang yang sangat khusus," tambah Profesor Spassov.

"Bahkan jika A. niklovi tidak terspesialisasi dalam habitat dan makanan seperti panda raksasa modern, fosil panda cukup terspesialisasi dan evolusi mereka terkait dengan habitat hutan yang lembab."

Kemungkinan, menurutnya, perubahan iklim pada akhir Miosen di selatan Eropa, yang mengarah ke aridifikasi, memiliki efek buruk pada keberadaan panda Eropa terakhir.

Rekan penulis Qigao Jiangzuo, dari Peking University, Tiongkok, terutama bertanggung jawab dalam membantu mempersempit identitas binatang aneh ini menjadi milik Ailuropodini, sebuah suku dalam keluarga beruang Ursidae.

Peneliti menjelaskan, panda raksasa pernah tersebar di seluruh Eropa dan Asia. Meskipun kelompok hewan ini paling dikenal oleh satu-satunya perwakilannya yang masih hidup.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo