Sebelum Konfliknya di Indonesia, Belanda Berdagang di Jepang

By Galih Pranata, Jumat, 5 Agustus 2022 | 10:42 WIB
Siebold (Belanda) dan kekasih Jepangnya beserta putranya dalam bingkai lukisan yang berlatar belakang Kota Nagasaki. (Kawahara Keiga)

Ancaman gangguan menyebabkan Shogun secara bertahap menerapkan kebijakan yang lebih ketat dalam kontak dengan orang asing, baik dengan "Barbar Selatan" (Portugis) dan "Barbar Rambut Merah" (Belanda).

Lukisan yang menggambarkan rasa penasarannya orang Jepang dengan keberadaan orang-orang Belanda di Dejima. (Volkenkunde /Wikimedia Commons)

Dengan kosongnya Deshima, keshogunan menemukan cara untuk membatasi kebebasan bergerak Belanda. Pada tahun 1640 mereka akhirnya menemukan alasan yang baik untuk mengurung Belanda di Deshima.

Belanda diminta merobohkan gudang di Hirado dan pindah ke Deshima. Dekrit Shogun berarti Belanda meninggalkan Hirado pada tahun 1641.

"Sejak saat itu selama lebih dari 200 tahun Belanda akan menjadi satu-satunya negara barat yang diizinkan untuk berhubungan dengan Jepang dan Jepang," pungkasnya.