Satu isu tampaknya telah bersarang dalam kesadaran budaya di wilayah Starsbourg: bahwa St. Vitus dapat menghukum orang berdosa dengan membuat mereka menari.
Sebuah lukisan di Katedral Cologne, lebih dari 200 mil dari Strasbourg, mendramatisir kutukan itu: di bawah gambar St. Vitus, tiga pria menari tanpa raut kegembiraan, wajah mereka menunjukkan ekspresi mengigau tanpa sadar.
Pengamatan ini tentu saja dapat diterapkan pada apa yang terjadi di Strasbourg pada tahun 1518. Kutukan St Vitus hanyalah jenis kepercayaan supernaturalis yang dapat mendorong sugesti menjadi keadaan disosiatif.
Jika epidemi menari benar-benar merupakan kasus penyakit psikogenik massal, kita juga dapat melihat mengapa wabah ini dapat melanda begitu banyak orang. Kita dapat melihat kehidupan di Strasbourg pada awal tahun 1500-an ketika penyakit psikogenik menyebar.
Sebuah kronik mencatat banyak penderitaan yang menyebabkan tingkat sugestibilitas yang tinggi. Konflik sosial dan agama, penyakit baru yang menakutkan, kegagalan panen, dan lonjakan harga gandum menyebabkan kesengsaraan yang meluas.
Seorang penulis menggambarkan tahun 1517 dengan tulisan yang memilukan sebagai "tahun yang buruk." Di musim panas berikutnya, panti asuhan, rumah sakit, dan tempat penampungan dipenuhi dengan orang-orang yang penuh keputusasaan.
Ini adalah kondisi yang ideal bagi sebagian orang miskin di kota untuk membayangkan bahwa Tuhan murka kepada mereka dan bahwa St. Vitus mengintai kehidupan dan mengutuk mereka.
Untungnya, epidemi tarian tahun 1518 adalah yang terakhir dari jenisnya di Eropa. Kemungkinan besar, kemungkinan wabah lebih lanjut menurun seiring dengan penguatan sistem kepercayaan yang "lurus" telah menopangnya.