Virus yang Baru Ditemukan di Tiongkok Telah Menginfeksi Puluhan Orang

By Utomo Priyambodo, Kamis, 11 Agustus 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi virus. (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah virus baru saja diidentifikasi di Tiongkok. Virus yang dinamakan sebagai novel Langya henipavirus (LayV) ini ternyata telah menginfeksi puluhan orang di negara itu selama beberapa tahun terakhir.

Menurut sebuah laporan baru di New England Journal Of Medicine, para ilmuwan terus mengawasi virus baru ini. Sejauh ini, setidaknya 35 orang di Provinsi Shandong dan Henan Tiongkok telah terinfeksi virus ini sejak 2019.

Banyak dari orang yang terinfeksi virus ini mengalami sejumlah gejala seperti demam, kelelahan, batuk, muntah, mual, dan sakit kepala. Banyak juga yang mengalami gangguan fungsi hati dan ginjal, serta tingkat trombosit atau sel darah putih yang rendah. Untunya, belum ada kematian yang dilaporkan akibat infeksi virus ini.

Analisis genetik menunjukkan bahwa patogen dari infeksi ini adalah henipavirus, satu genus dengan virus Hendra, virus yang ditularkan oleh kelelawar yang menginfeksi kuda dan manusia dan pertama kali diidentifikasi di Australia. Virus ini satu genus juga dengan dan virus Nipah, virus zoonosis lain yang ditemukan di Asia.

Tampaknya LayV juga terkait erat dengan henipavirus lain yang disebut virus Mòjiāng. Virus Mòjiāng mungkin telah menginfeksi enam penambang, menewaskan tiga di antaranya, di Daerah Otonomi Mòjiāng Hani di Tiongkok pada Juni 2012.

Saat ini tidak ada vaksin untuk henipavirus. Satu-satunya pengobatan untuk pasien yang terinfeksi virus ini adalah perawatan suportif untuk mencegah komplikasi.

Tidak jelas apakah henipavirus baru ini dapat ditularkan dari orang ke orang, kata laporan studi baru tersebut. Para peneliti melakukan pelacakan kontak sembilan pasien dengan 15 kontak dekat dan tidak menemukan bukti virus ini ditularkan ke orang lain.

Namun, para peneliti mengatakan sampel mereka terlalu kecil untuk sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan penularan dari manusia ke manusia. Sebagian besar dari 35 kasus terjadi pada para petani dan sebagian kecilnya adalah para pekerja pabrik.

   

Baca Juga: Demi Pengetahuan Sains, Para Dewasa Muda Ini Rela Terkena Virus Corona

Baca Juga: Kabar dari Jepang, Munculnya Virus Infeksi Baru yang Ditularkan Kutu

Baca Juga: Varian Baru Virus Hendra yang Mematikan Ditemukan pada Kalong

   

Untuk memahami dari mana LayV berasal, para ilmuwan dari Tiongkok, Singapura, dan Australia mengambil sampel sejumlah hewan yang berbeda. Mereka kemudian berhasil juga mendeteksi patogen itu pada tikus. Hal ini menunjukkan bahwa tikus mungkin reservoir alami virus tersebut.

Skala ancaman virus ini tidak jelas. Namun, sebagaimana dikutip dari IFLScience, para peneliti telah menyerukan untuk tenang atas laporan mereka dan mendesak untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini.

Profesor Wang Linfa dari Programme in Emerging Infectious Diseases di Duke-NUS Medical School, yang menjadi salah satu peneliti studi baru tersebut, mengatakan kepada surat kabar yang dikelola pemerintah Tiongkok, Global Times, bahwa kasus penyakit tersebut "tidak fatal atau sangat serius". Ia juga menegaskan bahwa saat ini masyarakat "tidak perlu panik" terhadap kemunculan virus baru ini.