Gaya Berjalan Anak-Anak Jepang Berbeda dari Anak-Anak di Negara Lain

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 13 Agustus 2022 | 12:00 WIB
Anak-anak Jepang Berjalan Berbeda Dari Anak-Anak di Negara Lain. (Unsplash)

Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan telah menemukan bahwa cara berjalan, atau gaya berjalan, anak-anak Jepang, berkembang secara berbeda dari anak-anak di negara lain. Temuan itu dapat menjadi rujukan perawatan ortopedi dan rehabilitasi untuk anak-anak Jepang, menurut peneliti.

Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal bergengsi Nature Scientific Reports belum lama ini. Publikasi tersebut berjudul "Three-dimensional gait analysis of lower extremity gait parameters in Japanese children aged 6 to 12 years" yang dapat diakses bebas secara daring.

Untuk diketahui, gaya berjalan adalah pola motorik yang kompleks dan tidak disadari, penting untuk sebagian besar aktivitas kita sehari-hari. Ini terdiri dari urutan gerakan yang melibatkan pinggul, lutut, dan kaki.

Gaya berjalan merupakan bagian integral dari kehidupan. Memungkinkan individu berfungsi dalam lingkungan manusia dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, menurut peneliti.

Dari sudut pandang medis, gaya berjalan seseorang sangat penting untuk mengukur kualitas hidup dan status kesehatannya. Para peneliti berusaha memahami kekuatan yang terlibat dalam gaya berjalan untuk membantu mengobati orang dengan gangguan gerakan.

Oleh karena itu, penting untuk membuat karakterisasi kinematika dan kinetika gaya berjalan pada anak menurut usia untuk menilai parameter gaya berjalan normal.

Namun, di Jepang, data tentang parameter gaya berjalan terkait usia di antara anak-anak terbatas. Temuan kali ini dapat menjadi salah satu sumber referensi.

Sekelompok peneliti, termasuk Tadashi Ito dan Hideshi Sugiura di Departemen Ilmu Kesehatan Terpadu di Nagoya University. Kemudian juga terlibat Koji Noritake dan Nobuhiko Ochi di Aichi Prefectural Mikawa Aoitori Medical and Rehabilitation Center for Developmental Disabilities. Mereka menentukan pola kiprah normatif anak-anak Jepang.

Mereka menggunakan sistem analisis gaya berjalan 3D untuk menyelidiki perbedaan terkait usia dalam gerakan tungkai bawah selama berjalan. Kelompok tersebut menemukan bahwa catatan gaya berjalan anak-anak sekolah dasar Jepang berbeda berdasarkan usia.

Para peneliti menganalisis data gaya berjalan 3D yang direkam melalui beberapa penanda yang dipasang di tungkai bawah. (Tadashi Ito, Reiko Matsushita)

Meskipun pola gaya berjalan dan parameter gaya berjalan anak-anak Jepang pada umumnya yang berusia 6-12 tahun serupa dengan anak-anak di negara maju lainnya, tapi perkembangan mereka berbeda.

Ito dan rekan-rekannya menemukan empat perbedaan penting di antara kelompok usia. Pertama, ada peningkatan irama, jumlah langkah yang dilakukan dalam satu menit, antara anak-anak pada kelompok 11-12 tahun dibandingkan dengan kelompok 6-8 tahun.

 Baca Juga: Studi Baru: Bermain Gim Video Punya Efek Tak Terduga pada IQ Anak

 Baca Juga: Apa Alasan Anak Kecil Menulis Beberapa Huruf dengan Terbalik ?

 Baca Juga: Anak-anak yang Sering Habiskan Waktu di Alam Miliki IQ Lebih Tinggi

Kedua, juga terjadi penurunan panjang langkah dan langkah pada anak usia 11-12 tahun dibandingkan dengan usia 9-10 tahun. Ketiga, anak-anak 11-12 tahun memiliki rentang gerak lutut yang lebih sedikit selama siklus gaya berjalan.

Kemudian, keempat, seiring bertambahnya usia anak-anak, momen plantarfleksi (menggerakkan telapak kaki ke bawah atau belakang) yang lebih tinggi diamati, yaitu gerakan ketika Anda mengarahkan jari kaki pada awal gerakan berjalan.

Menurut peneliti, mereka bertujuan untuk memahami standar gaya berjalan untuk parameter gaya berjalan pada anak-anak Jepang usia sekolah. Mereka menilai perbedaan terkait usia dalam pola dan parameter gaya berjalan.

"Kami percaya bahwa perbedaan gaya hidup, bentuk tubuh, dan faktor budaya semuanya memengaruhi gaya berjalan anak-anak Jepang," kata Ito dikutip eurekalert.

Meskipun ini tidak akan memengaruhi kesehatan anak-anak Jepang, Ito melanjutkan. Grafik dari pola gaya berjalan adalah alat yang berguna bagi dokter untuk menilai perubahan perkembangan pola kiprah dan mendeteksi kelainan kiprah pada anak-anak, menurut Ito.

"Tapi itu memang menunjukkan karakteristik yang berbeda dari anak-anak di negara lain," kata Ito.

"Hasil ini, memberikan alat penting untuk menilai gaya berjalan normal dan patologis dan dapat menentukan efektivitas perawatan ortopedi dan rehabilitasi untuk gangguan gaya berjalan."