Baca Juga: Ilmuwan Mengidentifikasi Kawah Asal Meteorit Planet Mars yang Terkenal
Baca Juga: Di Planet Mars Ternyata Juga Ada Sampah, Sebuah Temuan Tak Terduga
Para ilmuwan dapat mengaitkan informasi ini dengan sejumlah besar pengetahuan tentang permukaan. Termasuk gambar bentang alam Mars dan data suhu. Data permukaan menunjukkan bahwa bawah permukaan mungkin terdiri dari batuan sedimen dan aliran lava. Namun, tim harus memperhitungkan ketidakpastian tentang sifat bawah permukaan seperti porositas dan kandungan mineral.
Gelombang seismik dari gempa mars memberikan petunjuk tentang sifat bahan yang mereka lalui. Mineral penyemenan yang mungkin seperti kalsit, lempung, kaolinit, dan gipsum. Semuanya memengaruhi kecepatan seismik. Tim Wright di Scripps Oceanography menerapkan pemodelan komputer fisika batuan untuk menginterpretasikan kecepatan yang diperoleh dari data InSight ini.
"Kami menjalankan model kami masing-masing 10.000 kali untuk memasukkan ketidakpastian ke dalam jawaban kami," kata rekan penulis Richard Kilburn, seorang mahasiswa pascasarjana yang bekerja di Lab Scripps Tectonorockphysics yang dipimpin oleh Wright. Simulasi yang menunjukkan bagian bawah permukaan yang sebagian besar terdiri dari bahan tidak disemen paling sesuai dengan data.
Para ilmuwan ingin menyelidiki bawah permukaan Mars. Sebab, jika kehidupan ada di Mars, di sanalah ia akan berada. Tidak ada air cair di permukaan, dan kehidupan di bawah permukaan akan terlindungi dari radiasi. Setelah misi pengembalian sampel, prioritas NASA untuk dekade berikutnya adalah konsep misi Mars Life Explorer. Tujuannya adalah untuk mengebor dua meter ke dalam kerak Mars di lintang tinggi untuk mencari kehidupan di mana es, batu, dan atmosfer bersatu.